"Jas, udah siap buat acara besok?"
Jasmine menoleh dan mendapati sahabatnya baru saja datang, Zoealla.
Pagi ini Jasmine tampil cantik seperti biasa, ia menggerai rambutnya yang sudah di curly bagian bawahnya. Besok adalah hari puncak Perayaan Ulang Tahun Yayasan Alexandrea.
"Siap!" Jawab Jasmine mantap, walaupun di dalam hatinya ia sedikit ragu. Karena akan kembali bertemu dengan Marvin.
blackmoon akan hadir besok memeriahkan acara, hal yang ingin sekali Jasmine skip dalam hidupnya. Pasalnya, setelah kejadian hari itu di markas blackmoon; Jasmine terus 'berlari kecil' dari blackmoon terutama Marvin.
Ingin rasanya Jasmine memutar waktu dan menghapus ide gila yang terlintas di kepala cantiknya.
.
.— Flashback on
📍Zayden frustasi, melihat Marvin dengan santai melumat bibir adiknya. Hanya sebentar tapi membuat darahnya mendidih.
Sedangkan Jasmine, nafasnya memburu setelah Marvin melepaskan ciumannya, Jasmine segera memeluk Marvin dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher cowok itu. Malu sekali.
"Hukuman buat cewek bandel, berani lo ngerjain gue?" Ucap Marvin pada Jasmine, tapi bagi yang lain terutama Zayden sangat membingungkan. Apa maksudnya?
"Ma-maafin Jasmine," ucap Jasmine ketakutan.
"Ulangi lagi sana, gue mau liat seberani apa lagi lo sama gue?"
"Enggak! Enggak lagi - lagi!"
Marvin melepaskan Jasmine namun gadis itu dengan cepat memeluk Marvin lagi dan lebih erat lagi.
"Marvin, jelasin," tegas Zayden sambil menarik Jasmine agar duduk dan sedikit menjauh dari Marvin.
Marvin mengangkat sebelah alisnya, bibirnya dan bibir Jasmine terlihat memerah saat ini.
"Mau lo yang jelasin atau gue?" Tanya Marvin lalu terkekeh melihat Jasmine yang mencebik kesal.
"Tadi berani sama gue, kok sekarang ciut?" Marvin terus menggoda Jasmine yang terlihat akan menangis dan mencari perlindungan Zayden.
"Abang~" rengek Jasmine.
"Ada apa sih, Vin?" Tanya Zayden bingung, ia tidak menepis Jasmine yang terus meringsek masuk ke dalam pelukannya, menduselkan wajah di dada bidangnya dengan manja di iringi rengekan.
Marvin membasahi bibirnya sebelum bicara, menatap Jasmine yang terus mencuri lirik padanya.
"Jasmine ngarang cerita 'penculikan'," ucap Marvin dan langsung di hadiahi cebikan bibir dari sang empu.
"Lo jelasin sendiri, gue mau denger juga alesan lo kaya gini," kata Marvin menyambung kalimatnya, ia juga penasaran apa motif dibalik langkah ekstrim yang di ambil Jasmine.
Jasmine mengurai pelukannya terhadap Zayden, ia menunduk dan memilin ujung baju yang dikenakannya.
"Iya, Jasmine nyuruh bapak taksi online tadi buat anterin ke sini nyari Marvin. Terus Jasmine minta bapaknya buat pura - pura jadi penculik, kalau ditanya Marvin jawab aja Rianti yang nyuruh," ujar Jasmine membuat satu ruangan di markas blackmoon menganga tidak percaya.
Bagaimana mungkin otak polos Jasmine memikirkan hal tersebut? Sejak kapan Jasmine bisa seberani itu, terutama targetnya adalah Marvin?
Marvin sudah mencium bau kebohongan dari Jasmine sejak gadis itu masuk ke dalam markas, juga ini hari pertama Jasmine berani bolos les tanpa alasan yang jelas. Sudah nyata sekali 'keberanian' gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE LANGUAGE
Novela Juvenil[ SEASON II ] Setelah semua sakit, bukankah seharusnya terbit senyuman; seperti pelangi yang hadir sehabis hujan turun? Namun, hidup mu dalam kehidupan ini tidak berjalan dan tidak berhenti hanya karena kamu menginginkannya. Tuhan adalah pengendali...