Guys, maaf ya part ini 17+ jadi kalau gak nyaman boleh di scroll loncat baca paragraf 🙏🏻
.
"Turun!"
"G!"
Marvin memutar bola matanya, merasa jengah dan lelah menghadapi Jasmine yang sedang susah di atur. Gadis itu baru saja menangis menceritakan tadi pagi di marahi Reiga, tapi setelah itu bukan galau malah semakin hyper active.
Lihatlah sekarang, Jasmine sedang berjalan di bebatuan buatan yang di susun dekat kolam berenang di mansion Smith.
"Ck, bandel," ucap Marvin berdecak dan melangkah berniat menarik paksa Jasmine agar turun, batunya licin bagaimana jika -
"AAAA MABIN!"
BYUR!
.. - jatuh. Sudah.
Jasmine memeluk erat Marvin yang juga memeluknya, keduanya terjatuh ke dalam kolam hingga tubuh Marvin menyentuh dasar kolam.
Bukan hanya itu, tanpa di sengaja kedua bibir mereka bertemu di dalam air. Menciptakan desiran aneh yang memabukkan di tubuh masing - masing.
Mata yang semula saling menatap, kini hanya Marvin yang masih membuka matanya sedangkan Jasmine memejam erat. Nafasnya sudah semakin sesak, namun rasanya waktu berhenti berdetak sekarang.
Marvin sadar situasi lebih dulu, ia menjauhkan bibirnya dan berenang sembari menggendong Jasmine.
Setelah berhasil naik dan mendudukkan Jasmine di pinggiran kolam, keduanya sama - sama sibuk meraup udara sebanyak - banyaknya.
"Bandel banget," celetuk Marvin menatap Jasmine yang masih merona, malu dengan kejadian yang tidak terduga tadi.
Bahkan di bibirnya masih terasa.
"Kamu main tarik aja," gerutu Jasmine tidak mau di salahkan sepenuhnya.
"Ya kalau lo dengerin gue pasti gak akan kaya gini, kalau lo kenapa - napa gimana coba?"
"Mabin marahin Jasmine?"
"Ya lo pake otak lo buat mikir!"
Marvin menghembuskan nafasnya, ia kelepasan membentak karena cemas. Yang ia tahu dari Zayden, Jasmine tidak bisa berenang.
Masih di posisinya berdiri di dalam kolam, berhadapan dengan Jasmine yang duduk, ia melihat Jasmine menunduk sedih.
"Maafin Jasmine," cicit Jasmine, seharian ini ia selalu salah di mata orang - orang terdekatnya.
Cup!
Alih - alih menjawab permintaan maaf, Marvin justru menarik tengkuk Jasmine dan mempertemukan kembali bibir mereka.
Jasmine melotot, ia juga reflek meremas kedua bahu Marvin.
Beberapa saat diam tanpa pergerakan, Marvin sedikit melumat akhirnya. Hanya 5 detik lalu ia melepaskannya.
"Hukuman buat cewek bandel dan ngeyelan," ucap Marvin iseng membuat Jasmine semakin gugup dan merona. Gadis itu sampai celingukan ke arah langit untuk menetralkan jantungnya.
"Mabin mesum, aku aduin abang Zayden entar," jawab Jasmine berbarengan dengan naiknya Marvin dari kolam lalu duduk di sampingnya.
Karena basah, dada bidang dan perut sixpack Marvin tercetak jelas. Jasmine memperhatikan itu.
"Ya aduin aja gue gak takut," jawab Marvin santai, ia iseng mengerjai Jasmine mendekatkan wajahnya lagi.
"Aku juga gak takut tuh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE LANGUAGE
Teen Fiction[ SEASON II ] Setelah semua sakit, bukankah seharusnya terbit senyuman; seperti pelangi yang hadir sehabis hujan turun? Namun, hidup mu dalam kehidupan ini tidak berjalan dan tidak berhenti hanya karena kamu menginginkannya. Tuhan adalah pengendali...