Reiga; I Wanna Reset!

1.9K 175 10
                                    

Reiga baru saja kembali dari kampus, merebahkan dirinya di atas sofa panjang di depan televisi yang menyala dengan suara pelan. Rasanya ia merindukan keluarganya.

Menjalani kehidupan sebagai mahasiswa di negara orang —sendirian, bukanlah hal yang mudah. Meskipun Pamela rutin meneleponnya dan Zaven juga beberapa kali mengunjunginya, tetap saja Reiga ingin segera menyelesaikan pendidikannya dan pulang ke Indonesia. Berkumpul dengan keluarganya seperti dulu.

Apalagi mengingat Jasmine, adik bungsunya yang juga merupakan adik perempuan satu - satunya itu selalu ada dalam pikirannya.

Reiga tidak pernah berhenti memikirkan Jasmine, gadis cantik itu begitu berharga untuknya dan keluarganya. Walaupun di mata sebagian orang, mungkin Jasmine di benci untuk alasan yang tidak masuk akal.

Reiga ingat, kala itu ia di depan gedung kampus melihat Zayyan sedang mengobrol bersama teman kampusnya, perempuan itu sudah menyukai Zayyan lama. Satu tahun lamanya.

Reiga sangat tahu betul bagaimana usaha perempuan itu memikat hati sahabatnya, berbagai cara dilakukannya. Sampai rela mengubah penampilannya.

"Apa kurangnya gue?" Tanya perempuan itu dengan nada putus asa.

"Setiap orang berhak menyukai siapapun, tapi meski begitu bukan berarti semua orang mendapatkan semua yang mereka inginkan. Lo suka gue, bukan berarti gue harus suka balik sama lo," jawab Zayyan, yang mungkin terdengar angkuh bagi sang lawan bicara.

Reiga mengetahui betapa Zayyan memang terlihat frustasi setahun belakangan, dikejar oleh gadis yang sama sekali tidak ia sukai. Menurut Zayyan, seorang gadis tidak perlu sampai merendahkan dirinya demi lelaki yang ia sukai.

"Ya gue tau, makanya gue berusaha buat jadi apa yang lo suka. Gue ubah penampilan gue, gue —"

"Buat disukai sama orang, lo gak perlu ngerubah apapun dalam diri lo. Orang yang emang suka sama lo, bakal terima apapun yang ada dalam diri lo. Kalau lo sampe ngelakuin hal itu, berarti lo lagi maksain diri lo nerjang ombak," balas Zayyan memotong ucapan perempuan di hadapannya.

Reiga melihat Zayyan beberapa kali mengecek ponselnya.

"Tapi seenggaknya lo hargain usaha gue, gue begini karena lo," ucap perempuan itu lagi namun Zayyan hanya mengangguk acuh lalu pergi meninggalkannya.

Tatapan perempuan tadi bertemu dengan Reiga, hanya beberapa detik dan Reiga membuka ponselnya yang berdering.

Ting!

Reiga membuka ponselnya yang mendapat telepon dari Isaac, kakak sulungnya.

"Iya bang," Reiga larut dengan obrolannya bersama Isaac, tanpa menyadari perempuan tadi berhenti melangkah beberapa meter dari tempatnya semula mengobrol dengan Zayyan.

Ia berpikir apakah akan ia lakukan saja atau tidak usah?

Tapi mengingat perlakuan Zayyan yang acuh pada perasaannya, ia pun dengan mantap berbalik dan memperhatikan Reiga yang kini sedang mengobrol dengan Salsa, teman kampusnya juga.

Reiga tersenyum dan dibalas senyum malu - malu oleh Salsa, tangan Reiga pun mengelus puncak kepala gadis itu.

Setelah Salsa pergi, barulah ia segera sedikit berlari dan menahan Reiga untuk pergi.

"Ga, gue mau ngomong sebentar."

"Kalau soal Zayyan, lo urus sendiri. Gue gak mau ikut campur."

"Tapi Zayyan itu bahaya buat adek lo."

"Jangan bawa - bawa adek gue."

"Enggak sama sekali, tapi ini tentang misi rahasia Zayyan. Dia gak sebaik yang lo kira, sahabat lo itu musuh lo."

LOVE LANGUAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang