Marvin 👿
Pulang sekolah, gue jemput.
Mau?Anda
Yes, I will!Bara melirik, memberikan tatapan sinisnya ketika membaca balasan Jasmine untuk Marvin.
"Jual mahal dulu kenapa sih," ucap Bara yang hanya di balas cengiran lucu oleh Jasmine.
Bagaimana mungkin Jasmine akan 'jual mahal' setelah apa yang terjadi?
Tidak. Jasmine tidak mau membuat Marvin marah dan kecewa lagi.
"Habisin makan lo," gemas Bara, lama - lama Jasmine mirip dengan adiknya di rumah. Yang terkadang Bara sangat menyayanyinya tapi tidak jarang pula ia ingin menyingkirkannya —saking menyebalkannya.
Jasmine menurut, ia segera duduk dan makan dengan lahap. Seakan lelah, pusing, lemasnya menguap begitu saja. Padahal baru mendapatkan satu pesan dari Marvin, belum bertemu orangnya.
Kebahagiaan sedang meliputinya, Jasmine bahkan tidak sadar kalau banyak siswa memperhatikannya, termasuk tidak lain Alfa yang berada di pojok bersama teman - temannya.
Alfa menggeram, ia bisa melihat bagaimana perubahan di diri Jasmine ketika bersinggungan dengan Marvin. Ia tidak menyukai itu, bukankah Alfa jauh lebih baik dari Marvin?
"Ke, kayanya lo udah kenal sebelumnya ya sama Jasmine?" Tanya Mario, teman sekelas Alfa —termasuk Jasmine.
"Lebih dari itu," jawab Alfa dengan ekspresi bangga. Bagaimana tidak? Takdir begitu baik, mempertemukannya lagi dengan gadis kecil cantik yang menarik perhatiannya, setelah sekian lama di pisahkan lalu di pertemukan kembali.
Bukankah itu yang di namakan jodoh?
Alfa tidak akan membiarkan siapapun merebut Jasmine darinya.
"Berarti lo tau juga kejadian aslinya gimana?" Tanya Arthur penasaran, ia bahkan sudah mencondongkan tubuhnya mendekati Alfa. Barangkali ia tidak dapat mendengarnya dengan jelas.
Bukan rahasia lagi tentang masa lalu Jasmine di rundung, namun tidak ada yang tahu jelas bagaimana ceritanya dan ada apa di balik itu semua?
Ada rumor yang mengatakan bahwa Jasmine di rundung karena sebelumnya memiliki wajah buruk rupa, yang sekarang sudah di operasi plastik setelah bertemu keluarga kandungnya.
"Kejadian apa?" Tanya Alfa yang justru bingung.
"Katanya lo lebih dari itu kenal sama Jasmine," cibir Arthur, kecewa rasa penasarannya tidak terpenuhi.
Melihat dari reaksi Alfa, siapapun pasti tahu kalau cowok ini tidak lebih mengenal Jasmine seperti Marvin.
Berbeda ketika mereka melihat kedekatan Marvin dan Jasmine, pemuda jangkung nan atletis itu sangat tahu segalanya mengenai Jasmine. Bahkan hanya untuk sekedar selera pakaiannya.
"Ya kan.. kejadian di hidup dia banyak, gak cuma satu. Maksud gue, lo nanya yang mana?" Sangkal Alfa, berusaha mempertahankan klaimnya.
"Soal bullying," bisik Mario sambil memperhatikan sekitar, takut ada pengawal Jasmine yang tiba - tiba muncul.
Tidak jarang kalau ada siswa siswi yang membicarakan soal masa lalu Jasmine, tiba - tiba saja satu dari dua pengawalnya seperti hantu. Entah kapan mendekat dan datang dari arah mana.
Alfa menyembunyikan keterkejutannya, ia hanya diam dan memperhatikan dengan dalam; Jasmine sedang tertawa lepas bersama teman - temannya.
Dilihat dari popularitasnya di sekolah ini, Alfa tidak menyangka gadis itu pernah mengalami hal yang tidak mengenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE LANGUAGE
Teen Fiction[ SEASON II ] Setelah semua sakit, bukankah seharusnya terbit senyuman; seperti pelangi yang hadir sehabis hujan turun? Namun, hidup mu dalam kehidupan ini tidak berjalan dan tidak berhenti hanya karena kamu menginginkannya. Tuhan adalah pengendali...