Hari ini Jasmine pagi - pagi sekali sudah berada di ruangan OSIS, agendanya akan ada rapat untuk Pekan Olahraga dan Kesenian yang di adakan minggu depan, acara ini menjadi pembuka pesta hari jadi berdirinya Yayasan Alexandrea.
Jika dulu Jasmine hanya seorang siswi Junior High School biasa; tanpa jabatan, tanpa keadilan, bahkan ia jadi korban perundungan Ketua OSIS —Laura, hingga mengakibatkan dirinya terancam di coret dari daftar siswi beasiswa. Namun saat ini, Jasmine bertindak sebagai Ketua OSIS Senior High School.
Banyak siswa siswi yang mendaftar, mengajukan diri sebagai performer di ajang bergengsi milik Yayasan Alexandrea di puncak pesta perayaan, juga setiap kelas di tingkat satu, dua dan tiga membuat tim perwakilan untuk berlomba di acara PORAK.
"Ini rundown acara PORAK sama pesta perayaan, menurut gue kita baiknya ambil siswa siswi yang mau bantu OSIS gak sih jadi panitia? Biar kerja kita lebih maksimal gitu, kalau OSIS doang kayanya kurang," ucap Windy, anggota OSIS yang baru saja meletakkan berkas - berkas meja.
Jasmime yang semula sedang mengetik di laptopnya pun mendongak, "boleh nanti kita bicarain di rapat ya, minta pendapat yang lain," jawabnya dan membuat Windy mengangguk senang.
Jasmine itu begitu, ia tidak pernah melewatkan satu pendapat pun. Entah milik siapa itu OSIS atau bukan, jika seseorang itu mengutarakannya pada Jasmine demi kebaikan sekolah dan murid maka Jasmine akan mempertimbangkannya.
Jika bagus dan mendapat banyak dukungan dari yang lain maka ia akan bantu wujudkan, tapi jika kurang bagus atau bahkan sarannya buruk, maka Jasmine mengarahkannya. Ujungnya sih seseorang yang memberikan saran tersebut tetap menjadi penanggungjawabnya, agar dia masih merasa di hargai meski sarannya di permak habis.
Itulah alasan warga sekolah menyukai kepemimpinan Jasmine. Bebas dari drama.
"Jam 8 kita mulai rapat, tadi gue udah bagiin surat dispensasi ke kelas anak - anak OSIS," kata Tiara yang baru saja datang dengan segelas jus jeruk. Pagi - pagi sudah minum es.
"Tiara beli di kantin ya esnya?" Tanya Jasmine sambil memperhatikan gelas jus jeruk Tiara, ia ingin. Jika di mansion, pasti ada Pamela yang akan melarangnya.
Tiara yang ditanya pun langsung peka kalau teman cantik nan polosnya ini pasti menginginkannya, tidak. Ia tidak akan membiarkan Jasmine melanggar aturan keluarganya.
Ia pernah di peringati oleh Zayden, sebagai temannya Jasmine, Tiara diberi pesan agar tidak membiarkan Jasmine minum es pagi - pagi.
"Ini gue bawa dari rumah," ucap Tiara dengan entengnya, mematahkan semangat Jasmine. Kedua bahu Jasmine langsung melemah, pun ia mengangguk sambil mengerucutkan bibirnya.
"Lo minum ini aja, air mineral itu lebih sehat. Jangan ikut - ikutan gaya gak sehatnya si centil ini," ucap Windy memberikan segelas air mineral untuk Jasmine, ia juga memberikan lirikan tajamnya pada Tiara.
Sudah tahu temannya ini sedikit celamitan kalau soal makanan dan minuman, tapi Tiara terus mengulang hal yang sama.
"Eh, eh. Di mading ada yang nempelin foto Jasmine cium pipi kak Marvin," siswa itu langsung membuat heboh Ruangan OSIS, bukan karena mereka tidak menyukai Jasmine ataupun hubungan Jasmine dan Marvin, akan tetapi siapa yang berani memajang gosip di mading?
Sejak era kepemimpinan Jasmine sebagai Ketua OSIS dan Bara sebagai Wakilnya, club jurnalistik di atur ketat. Tidak boleh ada artikel gosip yang di terbitkan di Alexandrea's Magz maupun madingnya.
"Ck. Siapa yang bikin masalah," desis Bara berdiri dari duduknya, ia tidak suka kalau ada yang mengusik peraturan yang sudah ia buat.
Ia bekerja keras berperan sebagai Wakil Ketua OSIS, mengimbangi Jasmine yang terkadang cewek itu kurang tegas dalam menjatuhi hukuman, berdalih 'kasihan'.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE LANGUAGE
Teen Fiction[ SEASON II ] Setelah semua sakit, bukankah seharusnya terbit senyuman; seperti pelangi yang hadir sehabis hujan turun? Namun, hidup mu dalam kehidupan ini tidak berjalan dan tidak berhenti hanya karena kamu menginginkannya. Tuhan adalah pengendali...