Prolog

583 70 5
                                    

••••



••••

"Capek, ya?"

Pertanyaan itu keluar bersamaan dengan datangnya Rafael Pradipta yang baru saja selesai latihan basket. Pria itu mengambil tempat duduk disamping Kaynara Gyanendra yang sedang menemaninya.

Keringat ditubuhnya mungkin sudah bisa menjawab pertanyaan yang baru saja gadis itu ajukan padanya. Seakan takut jika bau tubuhnya tidak enak, Rafael mengangkat satu tangannya untuk memastikan jika ia tidak bau keringat sekarang.

"Aku bawa kipas," katanya sambil tersenyum.

Suara gadis itu membuat Rafael langsung mengalihkan pandangannya. Ia melihat Kaynara yang sedang membuka tasnya dan mengambil sebuah kipas tangan berwarna merah muda dari dalam sana. Kemudian, ia menghidupkan benda itu dan mengarahkannya pada Rafael yang tertawa sambil mengambil alih kipas itu ke tangannya.

Minggu ini ada pertandingan basket antar sekolah yang mengharuskan Rafael untuk pergi latihan setiap pulang sekolah. Hari ini Rafael meminta Kaynara menemaninya karena besok adalah hari pertama pertandingan.

"Bau enggak gue?" tanga Rafael yang kembali mencium bau tubuhnya sendiri.

"Enggak kok," jawab Kaynara dengan senyuman.

Sejak Rafael latihan, ia hanya duduk manis sambil memperhatikan pria itu bermain. Lagi dan lagi Kaynara dibuat terpesona olehnya yang terlihat berkali-kali lipat lebih tampan ketika sedang bermain basket.

Oh iya Kaynara juga tidak sendirian. Ada beberapa murid sekolahnya yang juga belum pulang dan melihat anak-anak basket yang sedang latihan di lapangan sekolah mereka.

"El, minta minum dong. Minum gue abis."

Suara itu membuat Kaynara yang sedang fokus menatap Rafael langsung mendongak. Ia melihat Elang yang datang dengan ngos-ngosan dan keringat yang membasahi tubuhnya.

Sebelum Rafael menjawab Kaynara membuka tasnya lagi dan mengeluarkan sebotol minum dari dalam sana.

"Ini aku ada," katanya yang membuat wajah Elang berubah sumringah.

"Enggak usah, Kay. Ambil punya gue aja, masih baru juga, belum gue buka." Rafael menunjuk tasnya dan meminta Elang mengambil minum miliknya saja.

"Ah mager. Gue udah haus banget." Elang menolak dan berniat mengambil minum yang diberikan Kaynara.

Tapi, tidak sempat ia melakukannya karena Rafael sudah lebih dulu mengambil air mineral itu.

"Enggak! Minum punya gue aja." Rafael menatap Elang dengan sinis.

Elang berdecak kesal. Ia pun menendang kaki Rafael hingga pria itu meringis dan pergi untuk mengambil minum milik Rafael di dalam tasnya.

"Anjing!"

"Aell."

Kaynara langsung menegur begitu Rafael berkata kasar. Saat mendapat teguran itu ia tertawa kecil dan meminta maaf karena kelepasan berkat kasar di hadapannya.

Kalau enggak di depan Kaynara sih jangan tanya.

"Lo kalau bawa minum kasih ke gue aja jangan ke yang lain," pinta Rafael yang membuat Kaynara tersenyum.

"Aku bawa dua kok. Kalau tadi diminum Elang juga masih ada untuk kamu," ujar Kaynara sambil menunjukkan sebotol air mineral lainnya.

"Banyak banget. Bawa satu aja untuk gue, jangan kasih ke yang lain. Biar aja mereka kehausan juga," kata Rafael.

Ia membuka minum dari Kaynara dan meminumnya hingga tersisa setengah. Kaynara hanya tersenyum melihatnya, dia melihat rambut Rafael yang berantakan dan sedikit basah.

Rambut pria itu cukup panjang, tapi Rafael tidak mau memotongnya. Katanya, dia lebih ganteng kalau rambutnya panjang.

"Kay, besok nonton, kan?" tanya Rafael sambil menatap Kaynara yang ternyata sedang menatapnya juga.

Saat pandangan mereka bertemu Kaynara langsung mengalihkan pandangannya. Dia tidak bisa bertatapan lama-lama dengan Rafael karena jantungnya seperti ingin melompat keluar.

Jadi, ia memberikan jawaban dengan anggukan tanpa menatap Rafael.

"Lo emang harus dateng karena lo penyemangat gue," kata Rafael dengan santainya, bukan itu saja ia juga mencubit pelan pipinya setelah mengatakan itu.

Padahal tidak tau saja kalau Kaynara wajahnya sudah memerah karena malu. Namun, ketika melihat wajah memerahnya Rafael malah mengira kalau ia sedang kepanasan.

"Eh kok merah mukanya? Panas, ya? Sini gue kipasin," kata Rafael sambil mengarahkan kipas itu kepada Kaynara.

"Elll, buruan latihan sekali lagi, jangan pacaran aja lo."

Hingga teriakan itu terdengar yang membuat Rafael mengalihkan pandangannya dan menatap teman-temannya sambil tertawa kecil.

"Sebentar, ya. Gue latihan sekali lagi." Rafael mengusap pelan kepalanya sebelum berlari menghampiri teman-temannya yang lain.

Ia meninggalkan Kaynara yang wajahnya sudah memerah karena merasa salah tingkah.

Sejujurnya dia tidak tau kenapa teman-teman Rafael selalu mengatakan jika mereka berpacaran? Atau kenapa Rafael tidak pernah menyangkal hal itu?

Padahal kenyataannya mereka hanya teman, tapi entahlah Kaynara juga tidak tau teman macam apa mereka ini.

Kaynara, bagaimana rasanya terjebak friendzone?

••••

Hai hai haiiiiii🥰🥰

Karena kalian minta buat cerita Kaynara dan Rafael akhirnyaaaaaaa muncul lah cerita ini di wattpad😗😗😗😗

Jangan lupa vote dan comment supaya aku makin semangattt untuk update💗💗💗

Semoga kalian semua bakal suka sama ceritanyaaa😗

Oh yaaa kita mulai dari awal mula mereka bisa deket yaaa👀

Saran casttttt dongggg👊

FlirtationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang