••••
••••
Raut wajah Raka tidak bisa dibohongi. Pria paruh baya itu terlihat panik karena Kaynara masih belum pulang padahal di luar sudah cukup gelap. Apalagi sejak tadi hujan belum berhenti dan malah bertambah deras.
Raka panik bukan main karena Kaynara masih belum sampai di rumah dan nomornya pun tak bisa dihubungi. Sudah lima belas menit ia mondar-mandir sambil berusaha menelpon Kaynara, tapi tidak ada jawaban.
"Aku udah tanya ke teman-temannya, tapi mereka enggak ada yang lagi sama Kaynara. Dia bilang enggak Mas perginya sama siapa?" tanya Alula sambil menyentuh pundak suaminya.
Raka menggeleng lemah karena ia pun tidak bertanya dengan siapa anaknya pergi. Kaynara hanya bilang pergi dengan temannya dan dia pikir itu adalah Alana karena ia adalah teman dekat sang anak, tapi ternyata bukan.
"Astaga dia kemana, sih? Enggak biasa Kaynara seperti ini," kata Raka panik.
Alula berusaha menenangkan suaminya dengan cara mengusap pelan punggungnya dan mengatakan kalah Kaynara pasti baik-baik saja.
"Aku enggak bisa diem aja kayak gini. Aku cari Kaynara dulu," kata Raka sambil menatap Alula.
"Tapi, kamu hati-hati bawa mobilnya, Mas. Aku bakal kabarin kalau Kaynara sudah pulang," kata Alula dengan penuh kelembutan.
Dia pun sama khawatirnya memikirkan Kaynara, tapi belum sempat Raka pergi handphonenya berdering dan nama Kaynara ada disana.
"Halo? Kamu dimana Kaynara? Papa enggak pernah ngajarin kamu untuk pergi tanpa kabar seperti ini!"
Raka yang sudah kepalang khawatir pun tak bisa mengontrol emosinya. Dia menunggu jawaban, tapi yang terdengar hanya suara hujan juga kendaraan yang berlalu lalang.
"Kamu dimana? Kasih tau Papa kamu dimana biar Papa susul sekarang," kata Raka lagi.
'Halo.'
Raut wajah Raka langsung berubah ketika mendengar sahutan disebrang sana. Wajah paniknya berubah marah dan terlihat begitu tidak bersahabat hingga membuat Alula kebingungan.
"Kamu siapa? Mana anak saya?"
••••
"Ael, aku enggak berani ngomong sama Mama dan Papa. Sejak pulang sekolah aku enggak kasih kabar apapun ke mereka."
Rafael menatap Kaynara yang berbicara sambil menarik lengan bajunya. Mendengar itu Rafael menghela nafasnya cukup panjang lalu meminta handphone milik Kaynara dan mengatakan bahwa dia yang akan berbicara pada orang tuanya.
Tak banyak yang Rafael ketahui tentang Kaynara dan orang tuanya. Ia hanya tau bahwa Kaynara bukan anak kandung mereka, seperti apa yang sebelumnya gadis itu katakan padanya.