••••
••••
Kaynara terisak pelan di dalam perpustakaan. Ia baru saja dikeluarkan dari kelas karena buku tugasnya tertinggal.
Pertama kalinya Kaynara dimarahi dan dikeluarkan dari kelas. Hal itu membuatnya menangis, apalagi ia mengerjakan tugas itu hingga larut malam dan bukunya malah tertinggal.
Setelah menghabiskan waktu seharian bersama dengan Rafael kemarin, ia lupa bahwa ada satu tugas yang belum dikerjakan. Karena itu Kaynara mengerjakannya hingga larut malam bersama dengan Rafael sambil melakukan panggilan telepon hingga ia bangun kesiangan esok paginya.
Kaynara baru menyadari jika bukunya tertinggal ketika gurunya meminta mereka untuk mengumpulkan tugas. Saat membuka tas ternyata bukunya tidak ada di sana dan Kaynara pun diusir dari kelas, dia tidak boleh mengikuti jam pelajaran.
"Enggak usah nangis. Lupa ngerjain tugas sekali enggak akan buat lo enggak naik kelas."
Suara itu membuat Kaynara mendongak dan melihat Rafael yang duduk di sampingnya. Pria itu menaruh susu coklat di dekat tangannya.
"Enggak boleh makan dan minum di perpustakaan, Ael." Kaynara mengatakannya dengan isakan yang membuat Rafael berdecak pelan.
"Yaudah, minumnya nanti aja. Jangan nangis, lo tuh pinter, Kay. Lo pinter banget, jadi enggak usah takut cuman karena dikeluarin dari kelas sekali," kata Rafael sambil menatap Kaynara.
"Tapi, aku nangis bukan karena itu, Ael." Kaynara memberikan jawaban yang membuat Rafael bingung.
"Terus karena apa?" tanya Rafael.
"Aku dimarahin. Padahal aku udah ngerjain sampai begadang, tapi bukunya malah ketinggalan. Aku kesel," kata Kaynara yang sudah ingin menangis lagi.
'Aku juga dapat chat dari Mama pagi ini.' batin Kaynara menambahkan.
Selain karena tugas, tapi pesan dari Ibu kandungnya membuat perasaan Kaynara semakin tidak karuan. Ibunya mengatakan bahwa dia ingin bertemu sepulang sekolah nanti.
"Ehh ehhh udah jangan nangis. Cup cup cup udah yaa jangan nangis, nanti dibeliin ice cream coklat." Rafael mengusap kepala Kaynara pelan.
"Kamu kenapa bisa disini? Kita ngerjain sama-sama kemarin," kata Kaynara sambil mengusap pipinya.
"Oh gue sengaja enggak ngumpulin. Kasian kalau lo dihukum sendirian, jadi gue inisiatif untuk pura-pura enggak ngerjain tugas biar diusir juga terus gua bisa nemenin lo deh...., aduh kok gue malah dicubit, sih!" protes Rafael sambil mengusap tangannya yang baru saja dicubit oleh Kaynara.