••••
"Sayang banget kalau cewek selucu ini gue cuekin."
••••
"Lo belum dijemput?"
Satu pertanyaan datang bersama dengan Rafael yang mengambil tempat duduk di samping Kaynara. Pria itu membuat Kaynara mendongak lalu memberikan jawaban dengan gelengan singkat juga seulas senyum manis.
Rafael pun mengangguk singkat dan mengalihkan pandangannya ke depan. Ia melihat murid-murid lain yang sudah berhamburan pulang. Hari ini dia tidak ada latihan basket, makanya sekarang Rafael bisa duduk di samping Kaynara.
"Gue tungguin deh sampai lo di jemput," kata Rafael tiba-tiba.
Perkataannya itu tentu membuat Kaynara bingung dan langsung menatapnya.
"Kenapa? Aku nggak papa kok nunggu sendiri," kata Kaynara dengan lembut.
Ada banyak hal tentang Kaynara yang berhasil membuat Rafael terpaku, salah satunya adalah cara berbicaranya yang lembut. Rafael tidak pernah melihat gadis itu marah atau kesal, dia selalu tersenyum pada semua orang.
Apa hidup Kaynara memang sesempurna itu?
"Gue lagi malas pulang aja," jawab Rafael asal
Karena sejujurnya Rafael juga tidak tau kenapa dia malah duduk di sini.
"Emm yaudah kalau gitu," kata Kaynara seadanya.
Kaynara tersenyum pada Rafael yang sedang menatapnya. Mereka diam selama beberapa menit, sampai Kaynara kembali memulai percakapan.
"Rumah kamu jauh?" tanya Kaynara.
"Lumayan, mungkin dua puluh menit kalau dari sekolah," jawab Rafael sambil menyandarkan tubuhnya di bangku.
"Rumah aku juga lumayan jauh," kata Kaynara.
"Makanya lo belum di jemput, ya?" tebak Rafael yang langsung dijawab dengan gelengan oleh gadis itu.
"Papa jemput adik aku dulu," jelas Kaynara pada Rafael.
"Lo punya adek?" tanya Rafael dengan cukup antusias.
Mungkin akan cukup mengejutkan untuk banyak orang, tapi Rafael cukup suka dengan anak kecil. Mengingat dia adalah anak tunggal, dia suka melihat interaksi antara kakak dan adik.