••••
••••
Kaynara selalu memberikan hadiah pada teman-temannya yang sedang berulang tahun. Saat mengetahui bahwa kemarin Rafael ulang tahun, ia jadi ingin memberikan hadiah pada pria itu.
Tapi, ia bingung harus memberikan apa. Kaynara tidak pernah memberikan hadiah untuk teman laki-lakinya. Kalaupun pernah itu saat ia masih kecil dan bukan diusianya yang sekarang.
Karena itu sekarang Kaynara kebingungan memilih sesuatu untuk ia berikan pada Rafael. Selepas ibunya menjemput, ia minta untuk mampir ditemani membeli hadiah.
"Kamu mau kasih hadiah ke siapa sayang? Mau beli yang seperti apa?" tanya Alula ketika Kaynara tak kunjung menemukan pilihannya.
"Aku bingung," keluh Kaynara yang membuat Alula tertawa kecil.
"Kenapa bingung? Hadiahnya untuk siapa? Biar Mama bantu pilihin," kata Alula.
Perkataan ibunya itu malah membuat Kaynara menunduk malu. Ia pun jadi bertanya-tanya, kenapa dia sampai membelikan hadiah untuk Rafael?
"Temen," jawab gadis itu pelan.
"Cewek atau cowok?" tanya Alula yang tau kalau anaknya ini sedang salah tingkah.
"Emm cowok," katanya malu.
"Oh untuk pacarnya, ya?" tanya Alula sambil menyenggol pelan lengan Kaynara.
"Bukan, ini teman aku. Tadi dia yang temani aku di sekolah waktu hujan," ungkap Kaynara.
Alula pun mengangguk faham ketika mendengarnya.
"Jadi, kamu mau berikan hadiah sekaligus untuk berterima kasih?" tebak Alula yang langsung dibenarkan oleh anaknya.
"Aku bingung. Apa enggak usah aja?" tanya Kaynara.
Alula tertawa melihat tingkahnya. Ia pun mengatakan bahwa tidak apa-apa jika Kaynara ingin membelikan hadiah. Karena niat anak itu baik, jadi tidak perlu memikirkan akan seperti apa reaksinya.
Dia juga memberikan saran agar hadiah itu diberikan ketika pulang sekolah saja agar tidak ada yang meledeki mereka. Mengingat temannya itu adalah seorang pria, pasti akan ada saja yang menggoda dan menganggap jika mereka berpacaran.
"Sekarang Kaynara mau beli hadiah yang seperti apa?" tanya Alula sambil merangkul anaknya dan mengajaknya melihat-lihat lagi.
Mereka mengitari toko hingga kurang lebih setengah jam. Sampai akhirnya Kaynara menemukan pilihannya. Gadis itu tersenyum lebar sambil menunjuk benda yang menarik perhatiannya.
Saat melihat itu Alula langsung tersenyum. Hadiah itu memang menggambarkan Kaynara sekali. Karena anaknya sudah menentukan pilihan mereka pun pergi untuk membayar.