••••
••••
W
aktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi Rafael masih belum tidur juga. Rasa kantuknya mendadak hilang, bisa dibilang hari ini adalah salah satu hari yang paling membahagiakan untuknya. Ada banyak hal yang dulu ingin ia lakukan ketika masih kecil dan baru terwujud malam ini.
Karena begitu menyenangkan, waktu dua jam terasa begitu singkat untuknya. Padahal mereka menaiki banyak permainan dan mencoba berbagai macam makanan yang sebelumnya tidak pernah Rafael coba, tapi entah kenapa waktu berjalan begitu cepat setiap kali ia bersama dengan Kaynara.
Hal-hal yang dulu dia anggap membosankan berubah menyenangkan, jika itu dilakukan bersama dengan Kaynara. Seperti belajar dan mengerjakan tugas bersama, padahal biasanya Rafael hanya menunggu Elang memberikan contekan padanya.
Selain itu ada banyak hal yang berubah juga setelah kedekatan mereka. Rafael yang jadi lebih peduli dengan orang-orang sekitarnya. Rafael yang semakin pandai mengontrol emosinya. Rafael yang mulai menata masa depannya. Dan banyak kegiatan positif lainnya.
Saat Rafael tengah asik senyum-senyum sendiri, handphonenya malah berbunyi. Awalnya Rafael bersemangat mengangkatnya karena ia mengira Kaynara yang menelpon, tapi ternyata dugaannya salah.
Nama Elang muncul yang membuat Rafael menghela nafasnya pelan. Pria itu pasti mau mengomel dan memaksanya untuk datang latihan besok.
Meskipun begitu Rafael tetap mengangkatnya.
'Udah sampe rumah lo? Apa masih nyangkut di pasar malam?'
Elang bertanya dengan sarkas yang malah membuat Rafael terkekeh karena membayangkan wajah kesal temannya itu.
"Kenapa?" tanya Rafael.
'Lo masih nanya kenapa????? Besok latihan! Gue enggak mau tau, pokoknya latihan!!!!!'
"Yaelah...."
'Enggak ada yaelah yaelah! Gue enggak mau dimarahin lagi.'
"Sebentar doang, Lang. Nanti gue nyusul dah," kata Rafael, berusaha membujuk agar Elang mau membantunya untuk izin.
'Tai! Kagak percaya gue sama mulut lu itu.'
"Gue nyusul, Lang. Nanti gue ajak Kaynara sekalian," kata Rafael.
'Kagak ada begitu, El. Lebih baik lo datang latihan sebentar terus izin.'
"Susah izinnya kalau udah di sana," keluh Rafael.
'Kagak, nanti gue bantuin. Lo pergi sore aja, kita latihan pagi sampai siang.'
"Capek."
'Tai.'
"Tiga hari makan gratis di kantin," bujuk Rafael yang langsung membuat Elang diam selama beberapa detik.