Seingat Alula, terakhir kali Raka marah besar adalah ketika ia tau jika Kaynara berkali-kali mendapat perlakuan kasar dari Caitlyn. Itu sudah bertahun-tahun yang lalu dan sekarang Alula melihatnya lagi, dia melihat kemarahan yang tidak akan bisa hilang dengan mudah.
Kejadian semalam membuat Raka melewatkan sarapan. Meskipun hari ini libur, tapi pagi-pagi sekali Raka sudah pergi karena tidak merasa jika emosinya masih belum stabil. Dia tidak ingin bertemu Kaynara dan kembali memarahinya hingga anak itu menangis lagi.
Alula tidak melarang, tapi keadaan ini membuatnya sedih. Apalagi ketika pagi ini, dia mendapati suhu tubuh Kaynara yang cukup tinggi. Selain itu mata sembabnya juga membuat Alula yakin kalau anaknya menangis semalaman.
Alula juga langsung memberikan obat untuk Kaynara begitu mereka selesai sarapan. Dia juga meminta Keisha dan Reiga agar tidak mengganggu Kaynara yang sedang sakit. Karena biasanya, setiap akhir pekan keduanya selalu bermain atau menonton film bersama dengan Kaynara.
"Papa marah banget sama aku, ya, Ma?"
Satu pertanyaan itu membuat Alula langsung menatapnya. Saat ini, ia berada di kamar anaknya untuk mengecek kembali suhu tubuhnya.
"Kay, mau minta maaf sama Papa." Kaynara berucap pelan sambil menatap Alula dengan mata berkaca-kaca.
"Nanti kalau Papa sudah pulang, ya? Papa enggak marah sama kamu. Papa keluar karena ada pekerjaan, bukan karena marah," kata Alula dengan penuh kelembutan.
Kaynara hanya diam sambil menatap Ibunya yang kini tersenyum dan mengusap kepalanya dengan sayang.
"Kay udah buat Papa marah kemarin. Kay salah, tapi enggak minta maaf sama Papa," kata Kaynara sambil menahan tangis.
"Nanti kalau Papa pulang minta maaf. Sekarang istirahat, kamu habis minum obat lagi. Ael masih belum balas chat, nanti kalau dia balas, Mama kasih tau," kata Alula yang ditanggapi dengan anggukan singkat oleh Kaynara.
Kaynara menuruti perkataan Alula dan langsung berbaring ditempat tidurnya. Ia masih sangat mengkhawatirkan Rafael, tapi Kaynara juga sadar bahwa kemarin ia sudah mengecewakan Papanya.
Kaynara sadar bahwa semua kemarahan Papanya kemarin adalah hal yang wajar. Bahkan Papanya masih bisa menahan emosinya ketika kemarin ia terus mendesak agar diizinkan untuk menghubungi Rafael.
Seharusnya Kaynara meminta maaf terlebih dahulu. Seharusnya Kaynara menjelaskan dulu keadaan yang kemarin ia alami. Seharusnya Kaynara juga tidak bicara dengan nada tinggi pada Papanya.
Dan sekarang bukan hanya diselimuti dengan rasa khawatir, Kaynara juga diselimuti rasa bersalah.
••••
"Mama bilang lo tinggal di rumah gue aja sementara."
Elang kembali masuk ke ruang rawat inap setelah makan siang. Dia berjalan menghampiri temannya yang sudah berbaring di ranjang rumah sakit itu sejak kemarin malam.
Setelah mendapat kabar dari Ibu Rafael malam itu, Elang langsung datang ke rumah sakit dan melihat temannya yang sudah masuk ruangan tanpa ada yang menemaninya.
Elang khawatir, tapi juga marah pada Rafael. Dia marah karena Rafael hanya diam dengan semua perlakuan kasar orang tuanya. Dia marah karena Rafael tidak mau melaporkan semua tindak kekerasan yang dilakukan orang tua pria itu.
Dia juga marah karena Rafael menolak untuk tetap tinggal di rumahnya. Meskipun Rafael sangat menyebalkan, tapi pria itu sahabat baiknya sejak lama dan tentu saja melihatnya kesulitan adalah hal yang tidak ia inginkan.
"Lo beneran mau diem aja? Bokap lo udah keterlaluan, lo sampe masuk rumah sakit gini," kata Elang kesal.
"Enggak akan ada bedanya, Lang." Rafael memberikan tanggapan seadanya yang malah membuat Elang emosi.