••••
••••
Kaynara terlihat bingung ketika masuk ke dalam rumah karena terlihat begitu sepi, seperti tidak ada orang sama sekali, tapi anehnya pintu rumah tidak terkunci. Hari ini Kaynara memang pulang lebih awal dari biasanya dan tadi ia pulang bersama dengan Ghea karena takut jika ayahnya masih bekerja.
Biasanya selalu ada kedua adiknya yang pasti sudah pulang sekolah sejak tadi, tapi entah kenapa tidak ada siapapun disini. Mungkin orang tuanya sedang di kamar mandi dan adiknya sedang tidur, jadi Kaynara memutuskan untuk langsung pergi ke kamar saja.
Dia juga ingin mengganti pakaiannya dan berbaring sambil menonton drama Korea kesukaannya, tapi ketika akan melewati ruang kerja ayahnya ada satu hal yang membuat Kaynara berhenti.
"Harus berapa kali gue bilang kalau memang udah waktunya pasti gue akan kasih tau Kaynara semuanya, Lex."
Itu namanya, kan???
Kaynara berhenti dan mendekat ke arah pintu yang sedikit terbuka. Ia mengintip dan melihat teman ayahnya atau yang kerap kali ia panggil dengan sebutan Om Alex itu ada di dalam sana.
"Mau sampai kapan, Ka? Gue enggak akan pernah rebut Kaynara dari lo dan Alula, tapi dia juga berhak tau kebenarannya, kan?" kata Alex yang masih dapat Kaynara dengar dengan jelas.
Kaynara mengerutkan dahinya bingung. Dia tidak mengerti kenapa namanya terus disebutkan oleh mereka.
Kenapa???
"Gue bisa paham kalau lo belum mau memberitahu hal itu dulu karena Kaynara masih kecil, tapi sekarang dia sudah cukup dewasa untuk bisa mengerti hal ini, Ka." Alex kembali menuntut Raka untuk mengatakan yang sebenarnya pada Kaynara yang sekarang berdiri dengan wajah bingung di balik pintu.
Kaynara tidak mengerti, sebenarnya hal apa yang harus ia ketahui? Kebenaran apa yang disembunyikan darinya selama ini?
Ia bertanya-tanya sendiri. Apalagi ketika sang ayah tak kunjung bicara dan menanggapi perkataan Om Alex. Rasanya Kaynara ingin masuk ke dalam dan bertanya pada mereka berdua.
Bahkan dia benar-benar berniat untuk masuk karena namanya yang terus disebut, tapi kalimat yang selanjutnya terucap dari bibir Alex membuatnya diam.
"Gue cuman mau Kaynara tau kalau gue adalah ayah kandungnya, hanya itu aja, enggak lebih."
Kaynara membeku di tempatnya berdiri sekarang. Tangan yang semula berniat membuka pintu itu langsung jatuh ke samping tubuhnya.
Ia menggelengkan kepalanya cepat dan berusaha meyakinkan dirinya bahwa yang tadi ia dengar adalah salah. Dia pasti salah dengar karena perkataan Om Alex tadi benar-benar tidak masuk akal.
"Gue enggak mau dia hanya melihat gue sebagai teman lo, Ka. Gue ayah kandungnya, tapi dimata dia gue orang asing. Tolong, Ka. Gue mohon, kasih tau Kaynara kebenarannya."