••••
••••
"Gue kayaknya mau bolos."
Rafael sengaja berbicara dengan suara keras untuk mendapatkan perhatian Kaynara yang sejak pagi hingga kini sudah jam istirahat hanya diam. Gadis itu belum berbicara sama sekali, dia hanya menanggapi semua panggilan atau pertanyaan dengan senyum atau gumam singkat.
Bohong kalau Rafael tidak khawatir setelah apa yang menimpa gadis itu kemarin. Dia ingin bertanya, tapi takut kalau pertanyaannya akan semakin membuat Kaynara sedih.
"Kita masuk pelajaran terakhir aja, Lang." Rafael kembali bersuara, tapi Kaynara tetap diam.
Rafael pun menendang pelan kursi yang Ghea duduki hingga gadis itu menoleh. Ia bertanya pada Ghea lewat lirikan matanya untuk Kaynara dan Ghea hanya menjawab dengan gelengan singkat karena Kaynara juga belum bicara dengannya sejak tadi.
Kemudian Ghea kembali menatap Kaynara dan mencoba mengajak gadis itu untuk pergi ke kantin.
"Kantin, yuk."
Kaynara menggelengkan kepalanya pelan dan menolak ajakan temannya itu. Sudah sejak pagi dia tidak nafsu untuk makan apapun. Bahkan pagi tadi dia hanya makan sepotong roti saja.
"Ke perpustakaan? Ayoo Kay jangan diem aja di kelas," bujuk Ghea sambil menyentuh pundak Kaynara.
"Atau lo mau kemana? Gue bakal temenin lo kemana aja deh hari ini," kata Ghea lagi.
"Aku enggak mau kemana-mana," jawab Kaynara pelan.
Ghea langsung diam setelah mendengar jawaban itu. Dia penasaran, sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada Kaynara, tapi Ghea tidak bisa menanyakannya karena takut pertanyaannya nanti akan membuat Kaynara semakin sedih.
Karena itu Ghea hanya diam dan menunggu hingga Kaynara sendiri yang bercerita padanya.
Tak lama kemudian Ghea melihat Rafael dan Elang yang beranjak dari tempat duduknya. Kedua orang itu pergi tanpa mengatakan apapun dan Kaynara hanya melihatnya tanpa memberikan reaksi apapun.
"Kay, masih belum mau cerita ke gue?" tanya Ghea setelah Rafael pergi.
Gadis itu semakin mendekatkan dirinya kepada Kaynara.
"Aku lagi ada sedikit masalah sama orang tua aku," jawab Kaynara seadanya.
Kaynara ingin bercerita, tapi mengucapkan kembali kata-kata bahwa orang tuanya yang sekarang adalah bukan orang kandungnya terlalu berat untuk ia lakukan.
"Aku bingung. Aku enggak tau harus gimana. Aku enggak tau apa yang aku lakukan sekarang ini benar atau salah? Aku enggak tau Ghea," kata Kaynara pelan.
Ghea menghela nafasnya pelan. Ia pun memeluk teman baiknya itu dengan sayang sambil mengusap-ngusap pundaknya.
"Kalau lo butuh bantuan gue bilang aja. Gue bakal berusaha sebisa mungkin untuk bantuin lo," kata Ghea dengan tulus.