Flirtationship (41)

1.1K 114 4
                                    

Sudah tiga puluh menit berlalu sejak Raka sampai di rumah sakit. Dia tidak bicara apapun dan hanya duduk diam sambil menatap Rafael yang juga tidak berani untuk memulai pembicaraan.

Ada banyak hal yang membuat Raka penasaran. Selain karena tidak ada siapa-siapa, tapi luka diwajah dan tubuh Rafael juga membuat dia ingin bertanya.

Sayangnya semua pertanyaan-pertanyaan itu hanya berputar di kepalanya. Kemudian dia teringat perkataan Kaynara, waktu itu Kaynara mengatakan bahwa hubungan Rafael dan orang tuanya tidak baik dan dia juga mengatakan bahwa orang tua Rafael suka berlaku kasar pada anaknya.

"Kaynara datang tanpa izin tadi. Untuk datang ke sini, dia dan Mamanya berbohong sama saya," kata Raka sambil tersenyum dan menatap Rafael.

"Dia lagi sakit dan takut minta izin, padahal saya bakal tetap izinkan juga kalau dia memaksa. Bagaimana keadaan kamu sekarang?" tanya Raka.

"Baik," jawab Rafael singkat.

Keduanya diam lagi. Rafael ingin meminta maaf soal kejadian dua hari lalu, tapi dia bingung harus memulai dari mana. Selain itu ia masih mengumpulkan keberanian dalam dirinya untuk menerima semua kemarahan Raka.

"Om."

Raka bergumam pelan dan menatap teman anaknya itu.

"Saya mau minta maaf untuk apa yang terjadi dua hari yang lalu," kata Rafael dengan penuh rasa bersalah.

"Kamu tau apa yang terjadi?" tanya Raka yang dijawab dengan anggukan olehnya.

"Kaynara cerita sama saya. Dan sekarang saya mau minta maaf karena sudah merusak kepercayaan yang Om berikan untuk bisa menjaga Kaynara," kata Rafael yang membuat Raka diam selama beberapa detik.

"Saya tidak berniat untuk ikut campur, tapi luka-luka itu apa benar karena orang tua kamu?" tanya Raka, tanpa menanggapi perkataan Rafael sebelumnya.

Rafael mengangguk sebagai jawaban yang kali ini membuat Raka diam untuk waktu yang lama.

Apa mungkin Kaynara pernah melihat sendiri Rafael yang disakiti oleh orang tuanya?

Apa karena itu Kaynara merasa begitu panik?

"Saya udah biasa, Om. Mereka jarang pulang, makanya saya ajak Kaynara ke rumah, tapi di rumah juga enggak berdua kok ada Bibi. Selama belajar enggak ada apa-apa, tapi waktu saya mau antar pulang, tiba-tiba mereka datang. Saya enggak mau Kaynara melihat lagi dan saya takut kalau Kaynara mendapat perlakuan kurang baik dari mereka." Rafael sedikit menjelaskan mengenai apa yang terjadi kemarin.

Lagi? Ternyata benar kalau Kaynara pernah melihat sendiri Rafael yang disakiti oleh orang tuanya.

Karena itu Kaynara begitu ketakutan memikirkan keadaan Rafael. Dan Raka malah memarahi hingga membentaknya.

Raka belum sempat bicara ketika pintu ruangan terbuka yang membuat ia dan Rafael menoleh. Seorang wanita paruh baya berdiri di sana dan menatap keduanya dengan bingung.

Raka sama bingungnya, karena ia tidak mengenal wanita itu, tapi Rafael justru terkejut ketika melihatnya.

"Mama?"

••••

Kaynara menatap handphone baru yang ada ditangannya dengan wajah sedih. Seharusnya kemarin dia tidak melawan perkataan orang tuanya. Seharusnya Kaynara tau betapa mereka sangat menyayanginya.

Dan seharusnya bukan hanya mereka yang harus mengerti keadaannya, tapi Kaynara juga harus melakukan hal yang sama. Dia harus memahami rasa takut dan khawatir yang dirasakan orang tuanya ketika menemukannya kehujanan.

FlirtationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang