Kaynara hanya pernah melakukan dua hal paling berani dalam hidupnya. Pertama ketika ia pergi dan membuat satu rumah panik karena tidak memberikan kabar, setelah tau kebenaran tentang dirinya. Kedua, ketika ia pergi dari rumah dan tinggal bersama dengan Ayah kandungnya selama satu minggu.
Semuanya ia lakukan belum lama ini. Dan sekarang dia akan menambahkan yang ketiga, pergi ke rumah sakit bersama Ghea tanpa izin dari kedua orang tuanya. Kaynara tidak bisa untuk tetap tenang, setelah tau kalau Rafael berada di rumah sakit, jadi dia memaksa temannya itu untuk menemaninya ke sana.
Kaynara tidak memberikan kabar karena handphonenya rusak dan orang tuanya tidak ada di rumah, tapi dia sempat meminjam handphone Ghea dan mengabari Ibunya.
Awalnya Ghea menolak karena tau Kaynara masih sakit dan bahkan ia masih terlihat pucat, tapi melihat temannya itu memohon dan hampir menangis membuat ia luluh juga. Begitu sampai rumah sakit, Kaynara langsung pergi menuju ruang rawat Rafael yang sebelumnya sudah diberitahu oleh Elang.
Saat masuk ke dalam yang pertama kali Kaynara lihat adalah Rafael yang sedang makan dengan Elang yang berbaring di sofa panjang. Kedatangannya membuat Rafael terkejut bukan main, karena ternyata Elang tidak memberitahunya bahwa Kaynara akan datang.
"Lang?"
Panggilannya membuat Elang menurunkan handphonenya lalu melihat Kaynara dan Ghea yang ternyata udah sampai.
"Lo ngasih tau?" tanya Rafael dengan raut wajah serius.
"Tau dari Ghea, tapi gue yang ngasih tau kalau lo dirawat disini," jawab Elang yang membuat Rafael menatapnya tidak suka.
"Lang!"
"Aellll."
Kaynara berlari menghampirinya yang membuat Rafael langsung membuang muka karena tidak ingin Kaynara melihat wajahnya yang penuh luka.
"Kamu enggak papa? Aduhh aku salah tanya, jelas kamu kenapa-kenapa makanya sampai dirawat begini," kata Kaynara yang kali ini membuat Rafael menatapnya.
Dan sekarang Rafael pun sama cemasnya. Melihat wajah pucat gadis itu membuat Rafael yakin kalau Kaynara sedang tidak baik-baik saja.
"Kay demam dari kemarin." Ghea memberikan informasi sebelum Rafael sempat bertanya.
"Kay."
"Lang, keluar."
Ghea berjalan menghampiri Elang dan mengajaknya keluar untuk memberikan ruang bagi keduanya bicara. Tanpa banyak bertanya, Elang pun mengikuti Ghea dan meninggalkan keduanya.
Kaynara menarik kursi lalu duduk disamping Rafael. Dia menatap wajah penuh luka itu dengan sedih, tapi belum sempat Kaynara bertanya, Rafael sudah lebih dulu melakukannya.
"Kay, kenapa bisa sakit? Karena gue, ya? Lo kehujanan???" tanya Rafael sambil menatap Kaynara dengan penuh rasa bersalah.
"Kamu dipukulin Papa kamu lagi?" Kaynara malah balik bertanya.
"Jawab pertanyaan gue dulu," kata Rafael yang membuat Kaynara menghela nafasnya pelan.
"Handphone aku mati karena jatuh dan aku enggak sadar, jadi aku enggak bisa hubungin Papa," kata Kaynara pelan.
Rafael langsung terdiam dengan dada yang tiba-tiba terasa sesak. Dia mulai menyalahkan dirinya sendiri karena tidak memberanikan diri dan mengantarkan Kaynara pulang.
"Tadinya aku mau ke toko yang dekat teman itu dan minta bantuan untuk pesan ojek online, karena aku enggak berani untuk balik lagi ke rumah aku. Belum sampai udah hujan..."
"Kay.."
"Meskipun takut, tapi aku tetap maksain diri dan lari kesana dan ternyata tokonya tutup. Enggak ada orang di sana, aku enggak tau berapa lama, tapi tiba-tiba Papa datang lalu bawa aku pulang. Ternyata Papa pergi jemput aku karena aku enggak bisa dihubungi," kata Kaynara sambil menatap Rafael yang sekarang tidak berani menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flirtationship
Roman pour AdolescentsWe're not something, but we're not nothing.