55

2.5K 306 24
                                    

Typo🙏
Happy Reading...!!!










SKIP

Cio dan Shani sudah sampai di sekolah Chika, ternyata disana belum ada tanda-tanda anak-anak yang keluar dari gerbang sekolah tersebut. Cio dan Shani memutuskan untuk menunggu di parkiran saja. Setelah beberapa menit bel pun berbunyi, menandakan jam pelajaran telah berakhir. Dari kejauhan Shani melihat Chika yang berlari ke arah mobil mereka saat ini. Chika nampak ceria saat melihat mobil sang papa sudah standby di parkiran.

Karena rasa rindunya sudah tak tertahankan lagi, Shani pun turun dari mobil dan menyambut Chika dengan merentangkan kedua tangannya.

"Mama???"

"Sayangnya mama, happy banget sih?" Shani lebih dulu menaruh tas Chika ke dalam mobil, lalu kemudian menggendongnya.

"Happy karena papa sama mama jemput kakak!" jawab Chika sambil memainkan rambut Shani yang terurai, senyum pun tak lepas dari bibirnya saat Shani memberikan kecupan gemas di pipi Chika.

"Kakak kangen mama, mama pasti sama papa pergi terus kan tadi? Kenapa kakak gak diajak sih maa? Kakak gak suka mama berduaan sama papa! Kakak harus ikut kemana pun mama pergi." Gadis kecil itu sekarang mulai menarik bibir bawahnya, tangan mungilnya memainkan kerah baju Shani. Shani terkekeh, dia mengingat ucapan Cio saat dimobil tadi yang tidak akan mengajak Chika jika mereka bulan madu. Lihat! Belum apa-apa Chika sudah sangat posesif padanya. Bahkan mungkin Chika saat ini tidak akan membiarkan dirinya dan Cio duduk bersama.

"Ko gitu sih sayang? Mama kan lagi ngurusin pernikahan papa sama mama. Katanya kamu mau cepet-cepet kita bisa bobo bareng gimana sih?" Shani sekilas mencubit pipi chubby milik Chika.

"Ekhem! Kalian gak ada niatan mau masuk?" Tanya Cio yang berada dalam mobil.

"Kakak marah sama papa!" Chika memalingkan wajahnya dari Cio dan memeluk leher Shani. Chika menghirup aroma parfum yang Shani kenakan, itu sangat membuatnya semakin nyaman.

"Loh Yang anaknya kenapa?" Tanya Cio heran.

"Kesel gara-gara gak diajak pergi." Ucap Shani yang masih berada diluar.

"Kan anak papa sekolah, kalo gak sekolah pasti diajak." Jelas Cio, namun Chika sama sekali tidak menghiraukan perkataan papanya itu.

"Yu kita pulang," ajak Shani. Sambil membuka pintu mobil.

"Jangan duduk di depan maa!!!" Rengek Chika sambil menggerakkan kakinya.

"Masa papa sendirian, papa bukan supir kalian ya!" Sahut Cio.

"Pokoknya mama gak boleh deket sama papa, mama sama Kakak aja duduk dibelakang."

"Sayang, kasian loh papa masa duduk sendiri didepan." Ucap Shani sambil mengusap punggung Chika.

"Sayang... masa kamu tega biarin aku sendirian?" Cio pun kini memasang wajah memelas pada Shani.

"Huwaaaaaaa mamaa! Jangan mau, udah ayo kita duduk di belakang aja. Biarin papa sendiri." Sekarang Shani dihadapkan oleh dua pilihan, kenapa sering kali dia harus melakukan hal ini, pikirnya.

"Mas kamu ngalah ya, kamu kan udah seharian sama aku. Jadi sekarang giliran aku sama Chika."

"Gak papa... Gak papa... Silahkan aja sama anak kamu itu, aku udah biasa sendiri ko." Pasrah Cio, namun dimatanya tersimpan rasa cemburu. Karena Shani tidak bisa duduk bersamanya dan lebih memilih bersama Chika.

"Maas..." Lirih Shani memohon untuk dipahami. Cio pun menghela nafasnya pasrah.

"Ya udah," setelah mendapat persetujuan dari Cio, Shani duduk di kursi belakang bersama Chika. Yang tidak lepas memeluknya. Cio mulai menancap gas mobilnya. Perjalanan dimulai kali ini dengan Cio sebagai supir Shani dan juga Chika.

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang