Papa:
Besok sudah mulai ulangan, papa harap kamu bisa mendapat nilai yang jauh lebih sempurna dan bisa menepati peringkat pertama dikelas.
Jika tidak, papa akan cabut fasilitas kamu. Karena papa tidak ingin mempunyai anak bodoh yang tidak bisa membanggakan orang tua.
Sia-sia saja papa menyekolahkan kamu jika tidak memiliki prestasi sedikitpun. Buang-buang uang saja.
Reygan menghela napasnya pelan setelah membaca deretan pesan yang dikirim oleh Papanya. Sepertinya penderitaan Reygan belum sepenuhnya tuntas karena masih ditekan dan diperalat oleh orang tuanya sendiri.
Darius, papanya memang benar-benar gila nilai, tapi anehnya yang diperlakukan seperti itu hanyalah Reygan, sedangkan Kaivan tidak. Kaivan mendapat nilai berapa pun bagi Darius tak masalah tapi lain hal jika Reygan yang mendapat nilai dibawah delapan puluh, Darius pasti akan sangat marah bahkan tak segan-segan memberi pelajaran berupa pukulan dan cambukan pada anak malang itu.
Pedih sekali rasanya, jika mengingat itu semua. Seakan hatinya teriris pisau yang begitu tajam. Reygan yang dingin dan kasar ternyata diam-diam menyimpan lukanya seorang diri tanpa adanya satu orang pun yang bisa ia ajak bercerita tentang keluh kesahnya selama ini.
Reygan hanya ditemani rasa sepi dan sunyi setiap waktu. Namun kini ia sangat bersyukur pada Tuhan karena telah menghadirkan Geisha dihidupnya yang menyedihkan ini. Setidaknya masih ada Geisha yang bisa ia jadikan tempat pulang dari lelahnya kehidupan yang ia jalani. Reygan akan berusaha tegar demi Geisha dan keluarga kecilnya kelak.
Dan Reygan akan berusaha keras untuk memenuhi harapan Papanya, meski ia sendiri ragu akan hal itu. Tapi ia akan tetap berusaha untuk bisa menempati posisi pertama dalam kelas dan menggeser posisi Alina dan Elgara yang selama ini menjadi saingan beratnya. Ya, dia pasti bisa.
Cowok berpakaian santai itu kembali membuka buku pelajarannya dan mulai menghafalkan berbagai macam rumus dan materi untuk persiapan ulangan besok.
Ia sama sekali tidak peduli jika matanya sudah mulai kantuk dan memberat, yang ada dalam benaknya saat ini hanya satu, yaitu mendapat nilai yang sempurna sehingga bisa membuat ayahnya bangga akan pencapaian nya. Kali ini Reygan akan jauh lebih serius belajar dari sebelum-sebelumnya. Semua ini demi sang ayah.
"Semangat Rey, lo pasti bisa demi Papa." batinnya menyemangati dirinya sendiri.
Berbeda dengan Reygan, Geisha sudah selesai dengan acara belajarnya. Setelah merapihkan kembali bukunya ia melirik sebentar kearah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 22:15 lalu berganti menatap Reygan yang masih setia pada posisinya yaitu belajar.
Sudah terhitung hampir lima jam cowok itu berkutat dengan buku-buku tebalnya yang sebagian besar berisi rumus matematika, fisika dan kimia yang cukup menguras kinerja otak. Belum lagi materi-materi yang lainnya, seperti biologi, sejarah, dan lain sebagainya. Geisha yang baru dua jam mencoba belajar saja sudah sangat pusing apalagi Reygan yang sudah hampir lima jam. Kerja otak mereka memang tak sama, Geisha mengakui jika dirinya memang bodoh dan lemot jika menyangkut pelajaran apalagi jika menyangkut tentang hitung menghitung, rasanya Geisha ingin menyerah saja. Salah satu mata pelajaran yang paling ia benci adalah fisika karena menurutnya membosankan dan kurang kerjaan. Seperti contohnya, "Buah jatuh dihitung, roda berbutar dihitung, mobil dan motor belaju di hitung bahkan gelombang air yang bergerak pun dihitung. Hufft sungguh membosankan bukan?
Sudah-sudah, Geisha jadi pusing mengingatnya. Oh ya kalian jangan bertanya kenapa Geisha memilih jurusan IPA dari pada IPS karena jawabannya hanya satu yaitu tidak tahu, saat ia masuk kesekolah menengah atas, tiba-tiba saja ia sudah dimasukkan kejuruan IPA oleh Rissa yang pada saat itu menjadi Mama tirinya. Geisha yang tak tau apa-apa pun hanya bisa pasrah dan menurut saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/356972339-288-k504795.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
REYGANSHA [END]
أدب المراهقين[ FOLLOW SEBELUM BACA AGAR PART BARU BISA MUNCUL] ** Sepenggal kisah tentang si pembully yang jatuh cinta dengan gadis yang sering ia bully. Dan ini juga tentang Reygan Jordanio yang hidupnya penuh dengan kepalsuan. Wajah yang terlihat tenang namun...