BAB 24

49.2K 3.1K 95
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

Di tengah gelap nya malam dan hening nya jalan, Keira melaju dengan deru motor yang terdengar mengganggu kesunyian malam. Gadis itu sedikit mengernyit, saat melihat spion motor nya--motor Alvarez--. Seseorang mengikuti motor nya dari belakang.

"Itu orang yang tadi punya teknik balapan kayak gue, kan?" gumam Keira. "Dia ngapain ngikutin gue?" lanjut nya bergumam.

Gadis itu lantas menambah kecepatan motor nya, memastikan apakah ia di ikuti atau hanya sebuah kebetulan. Tapi, motor itu ikut menambah kecepatan nya, menyamakan dengan kecepatan Keira.

Keira mengumpat, lalu memutuskan menepikan motor nya. Gadis itu membuka helm nya dan turun dari motor. "Lo apa - apaan ngikutin gue?!" gertak Keira kesal.

Pria di balik helm itu tersenyum menyeringai, 'Beneran dia ternyata,' pikirnya.

Setelah itu, pria itu ingin menjalankan motor nya kembali, meninggalkan Keira begitu saja. Tapi, dengan cepat, Keira menghalangi motor itu. "Bangs*t. Setelah ngikutin gue, lo mau kabur gitu aja?!"

"Turun!" Pria itu tak merespon, tangan nya ia angkat, mengode agar Keira menyingkir.

Keira mendengus sebal, ia menghampiri si pria, menarik nya hingga pria itu terpaksa turun dari motor. "Gue gamau tau, lo harus kasih gue uang. Kalau ga, gue laporin lo ke kantor polisi karena ngikutin gue tengah malem gini," kata Keira menyilangkan tangan nya di depan dada.

"Uang?" tanya si pria. Keira mengangguk mantap.

Tapi tunggu dulu.. suara nya tak asing. Keira mengernyit, menatap intens wajah yang terhalang dengan helm. Mata nya melebar, "Lo.. Gabriel?" tanya Keira pelan.

Pria itu terdiam sejenak, "Oh.. Ketauan ya?" respon nya.

Keira menaikkan kaca helm milik Gabriel dengan cepat. Gadis itu sedikit tercengang. "Beneran lo?!"

Gabriel memutar bola mata nya malas, lalu menutup kembali kaca helm nya. "Biasa aja kali," gumam Gabriel masih terdengar.

"Gimana mau biasa aja?"

Keira menyilangkan tangan nya di depan dada, sebelum melanjutkan kalimat nya, gadis itu menyeringai. "Jadi ini sisi gelap seorang ketua osis ya?" ejek Keira.

Gabriel berdecih, "Jadi, ini juga sisi gelap cewek yang kata nya kaya ya?" ejek Gabriel balik.

Gadis itu memutar bola mata nya malas, "Jadi, kenapa lo ngikutin gue?" tanya Keira. "Mau mastiin, beneran lo atau bukan. Dan ya, ternyata beneran lo," jawab Gabriel.

Keira mendengus pelan, "Untung lo. Kalau orang yang ga gue kenal, lo udah bonyok," kata Keira lalu berjalan menuju motor nya kembali.

"Lo tadi mau minta uang?"

Keira menghentikan langkah nya, menoleh pada Gabriel. "Mau lo kasih?"

"Bukan kasih. Gue mau beli risol, 5. Mama gue suka," ujar Gabriel. Gadis itu mengerjap pelan, "Risol?" Gabriel berdehem pelan.

Oke, ini sedikit diluar konteks, tapi baiklah. Rejeki--pesanan--bisa datang darimana dan kapan saja. Maka, dengan senang hati, Keira akan menerima pesanan itu.

The Antagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang