10

16 3 0
                                    

Aku meraih papan ski setelah memakai helm ski dan peralatan ski lainnya.

Seseorang menepuk pundakku. Aku menoleh.

"Hei, kau sangat mengejutkanku, Dyna!" Seruku.

Dia tertawa.

"Kau tahu, aku menemukan spot foto yang sangat indah di ujung sana! Kau harus melihatnya! Kau bisa memostingnya di instagram nanti!" Sahutnya.

"Aku akan kesana nanti. Aku harus pergi! Jeff telah menungguku!"

Dyna menahan tanganku.

"Ayolah, senja akan terlihat sangat indah! Jika nanti, hanya akan ada kegelapan! Ayolah, sebentar saja!" Ajaknya.

Aku menghela nafas pelan lalu meletakkan kembali peralatan ski ku.

"Oh, baiklah! Ayo! Sebentar saja!"

Aku berjalan tepat dibelakangnya dan mengikuti langkahnya.

Aku menatap sekelilingku.

Senja memang begitu indah, namun cahaya mentari tetap tak tergantikan, meski dengan lilin yang bersinar sangat terang sekali pun. Di dalam dekapan sang senja, diriku mengharapkan sebuah asa, yang dapat membuat semesta yang fana menjadi semesta yang penuh warna.

Aku menatap pegunungan es yang megah dengan cahaya yang tampak berwarna jingga, ungu, biru yang menyatu di langit sana.

"Indah, bukan?"

Aku tersenyum lalu melangkah maju lebih dekat dengan ujung tebing. Melewati Dyna.

Aku merentangkan kedua tanganku dan menadahkan wajahku ke atas langit.

Di saat seseorang melihat matari terbenam, pada dasarnya matahari sudah tidak ada. Hal ini terjadi satu menit sebelum kamu melihat matahari terbenam. Siapa sangka matahari yang terbenam hanyalah khayalan, di mana cahaya sedang dibengkokkan di sekitar horizon karena efek dari pembiasan. Meskipun tanpa sadar hal yang kita lihat khayalan, nyatanya kita tetap menikmati detik-detik kepergian senja menuju malam.

Aku membalikkan tubuhku karena tersadar akan sesuatu. Jeff pasti telah menungguku.

"Malam yang sunyi ini membuatku bertanya-tanya, apakah ada yang merasakan kesepian sepertiku?"
Ucap Dyna tiba-tiba.

Aku mengerutkan keningku.

"Aku merasa senang saat Tuan Joseph mengadopsiku alih alih untuk menemanimu saat dia selalu sibuk dengan pekerjaannya."

Dyna tertawa pelan.

"Ya. Saat bersamamu, aku selalu mendapatkan segalanya tanpa harus mengatakan apa yang kuinginkan terlebih dahulu. Aku sangat berterimakasih padamu untuk itu."

"Namun kali ini, bolehkah aku mengatakan sesuatu yang sebenarnya sangat kuinginkan?"

Aku tertawa pelan.

"Katakan apapun! Aku akan memberikannya untukmu!" Sahutku.

"Apapun?"

Aku mengangguk. Dyna berjalan mendekat kearahku.

"Aku mencintai seseorang. Aku belum pernah mencintai siapapun sedalam ini sebelumnya!"

"Aku merasa seperti tidak akan pernah berhenti mencintainya, padahal aku tau bahwa ini sangat tidak realistis."

"Aku merasa seperti terjebak dalam perasaanku sendiri tanpa bisa keluar. Sungguh membuatku sangat sesak!"

Air mata Dyna menetes. Aku menatapnya bingung.

"Mencintai dia yang telah menjadi kekasih orang lain membuatku merasa seperti aku sedang berjuang dengan perasaanku sendiri. Aku selalu merasa seperti aku tidak akan pernah memiliki tempat di hatinya, dan itu sangat menyakitkan."

"Setiap kali aku mengingatnya bersama kekasihnya, aku merasa seperti aku sedang kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Setiap kali aku melihat kebahagiaannya dengan kekasihnya, hatiku hancur."

Dyna menggenggam tangankutanganku menangis.
Aku menepuk bahunya.

"Katakan, apa aku tidak cukup cantik? Apa kulit sawo matangku terlihat menjijikkan baginya?"

Aku menggeleng cepat.

"Itu tidak benar. Kau sempurna, Dyna!"

Dyna menatapku pekat.

"Aku mencintai Jeff. Aku sangat mencintainya. aku tak bisa membayangkan hidupku tanpanya. dia adalah cahaya dalam kegelapanku, Krystal!"

Tubuhku membeku.

"Kau.. Sepertinya ada sesuatu yang tidak kau pahami, Dyna! Kau salah paham!" Sahutku.

Dyna tertawa pelan.

"Kau akan memberikan apapun, bukan? Jeff. Ya, hanya Jeff yang kuinginkan! Hatiku sangat hancur setiap melihatmu bersamanya!"

"Kau.. Sungguh mencintainya? Bagaimana aku tahu, kau tidak pernah mengatakannya!"

Dyna mencengkram tanganku kuat.

"Bagaimana aku bisa mengatakannya? Jeff terlihat lebih sangat mencintaimu! Itu membuatku cukup sadar akan tempatku. Namun sekali saja, biarkan aku egois!"

Dyna melangkahkan kakinya mendekatiku, membuatku berjalan mundur selangkah demi langkah.

"Mundur Dyna!" Ucapku.

Aku menatap kebelakangku. Aku benar-benar berada di ujung tebing.

"Dengar, kau masih bisa memilikinya! Dia hanya sahabatku! Aku tidak pernah berpikir akan menjadi kekasihnya! Kau salah-

"DIA MENCINTAIMU! ITU SEBABNYA AKU SANGAT INGIN MELENYAPKANMU!" Sentaknya lalu mendorong pundakku kuat.

"TIDAK DYNA!!!!!!"

FATE'S CRUEL KINSHIP (SELESAI)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang