"Kau akan pulang? Bukankah kau harus mengikuti pelajaran tambahan sore ini?" Tanya Dyna setelah sampai di lobby sekolah.
"Ya. Itu benar. Tapi aku sedang tidak ingin mengikutinya!"
"Bukankah akan sangat berpengaruh dengan nilaimu?"
Aku terkekeh pelan.
"Kau benar. Sayangnya aku bisa mendapatkan nilai terbaik tanpa harus mengikuti pelajaran tambahan. Jangan khawatir!" Ujarku lalu masuk ke dalam mobil.
ಥ‿ಥ
"Kau tidak pergi bersamanya?" Ucap seseorang menepuk bahu Dyna.
"Jeff? Mengapa kau masih disini?"
Jeff menjitak kening Dyna pelan.
"Sebaiknya kau menjawab pertanyaanku terlebih dahulu sebelum mempertanyakan hal lain kepadaku!'
Dyna terkekeh pelan.
"Baiklah. Dengar, tidak mungkin aku berada di dalam satu kendaraan dengannya! Itu membuatku tidak nyaman. Kau tahu, aku bukan siapa-siapa!" Jawab gadis itu.
"Ayolah! Kalian sangat dekat. Bagaimana kau selalu merasa tidak nyaman? Kalian saling mengenal sejak kecil!"
Dyna terkekeh lagi.
"Kau benar. Bagaimana denganmu?" Tanyanya.
"Aku akan pergi untuk latihan basket."
"Wah, pasti sangat menyenangkan. Bolehkah aku ikut bersamamu?"
Jeff tertawa pelan.
"Kau akan ikut? Baiklah, sahabat Krystal akan menjadi sahabatku pula!"
Mereka tertawa pelan lalu berjalan Beriringan menuju lapangan basket.
Aku Dyna. Sejak lama aku menyukai pria tampan dengan hobby bermain basket itu, benar-benar sejak lama.
Dalam jatuh cinta, kita tidak bisa memilih kepada siapa kita akan jatuh cinta. Dan kapan waktu yang tepat untuk kita merasakan jatuh cinta. Bahkan aku pun rasanya sudah lupa bagaimana awal mulanya rasa itu bisa tumbuh. Yang ku ingat hanya rasa itu masih ada dan tetap tinggal bersamaku sampai saat ini.
Aku memilih untuk berdiam diri. Berdiam untuk menahan semua perasaan yang dirasakan. Begitu pula dengan diriku, aku lebih memilih untuk diam dan tidak mengatakan serta menahan semua apa yang aku rasakan. Aku bukan pengecut, aku hanya takut jika dia mengetahuinya, sikap dia kepadaku pun akan berubah dari sebelumnya. Dan itulah hal yang paling tidak aku inginkan.
Bahkan untuk mengeksperesikan sikapku yang sedang jatuh cinta saja, aku tak mampu mengeksperiskannya secara langsung. Aku akui memang aku seorang pengecut, yang tidak berani mengungkapkan apa yang aku rasakan selama ini terhadap dirinya. Dia tidak tahu bagaimana jantung ini berdetak lebih kencang dari biasanya. Dan dia tidak tahu betapa bercabangnya yang ada dipikiranku saat itu. Karna yang terlihat saat itu aku adalah sesosok temannya, sama seperti teman dia yang lainnya.
Dyna menatap ke penjuru lapangan. Tatapannya tak sedetikpun beralih dari Jeff, pria tampan berwajah tegas seperti matahari. Bibirnya tipis, tapi memberikan warna cerah di kulitnya yang pucat. Hidungnya mancung dan tak terlalu besar, rangkaian wajah yang sempurna dengan perawakannya yang tinggi serta perut sispaxnya.
Jeff berlari mendekati twibbon setelah berbincang-bincang dengan teman timnya.
"Minumlah! Kau tampak berkeringat!" Kata Dyna mengulurkan sebotol air mineral.
"Tidak masalah. Aku merasa sangat puas!"
"Apa?"
"Orang yang bertubuh bugar, biasanya berkeringat lebih cepat selama berolahraga. Ini dikarenakan suhu tubuh mereka lebih rendah dibanding orang-orang yang kurang aktif bergerak. Orang yang jarang berolahraga atau bahkan tidak pernah berolahraga sebelumnya, lebih mungkin berkeringat lebih banyak saat melakukan aktivitas fisik karena tubuh mereka lebih cepat memanas."
Dyna mengangguk paham.
"Astaga, aku bahkan tidak pernah berolahraga!"
"Bukankah seharusnya kau berolahraga rutin seperti Krystal? Kalian selalu bersama tp memiliki kebiasaan yang sangat jauh berbeda."
Dyna membalasnya dengan tawa pelan.
"Kau terus membicarakannya sejak tadi. Apa kau menyukainya?" Candaku.
"Ya. Aku.. Sangat.. Menyukainya!"
Dyna memudarkan senyumannya. Dia pikir Jeff akan mengelak, namun nyatanya..
"Apa? Kau.. Benar-benar.. Menyukainya?" Tanya dyna memastikan.
Jeff mengangguk pasti.
"Kita akan terlihat cocok bersama, bukan? Dia dan aku! Sempurna!"
Dyna terdiam. Dia menyimpan perasaan ini dengan harapan suatu hari Jeff bisa merasakannya juga. Kali ini berbeda, dia menyukai Krystal.
Membayangkannya saja telah membuat Dyna kalah. Apalagi kini, jeff dengan jelas menyatakan perasaannya di hadapan wanita itu. Bagaimana mungkin dyna terus menyukai Jeff tanpa pernah mendapatkan rasa yang sama darinya?
"Sebentar lagi gelap, aku akan pulang! Kau?" Tanya Jeff sembari mengemasi barang-barangnya.
"Apa? Aku? Aku akan pulang nanti! Aku harus menemui wali kelas sebentar!"
Jeff mengangguk paham.
"Baiklah, aku pergi! Sampai jumpa!" Jeff melambaikan tangannya lalu pergi meninggalkan lapangan.
Dyna mengepalkan tangannya.
Kau tidak tahu betapa sakitnya mencintaimu tanpa harapan kesempatan, batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE'S CRUEL KINSHIP (SELESAI)✅
Teen Fiction"Cinta ini salah," suaranya bergetar, hampir tenggelam dalam gemuruh ombak kecil. Namun, cinta di matanya tak bisa dipadamkan. "Tapi aku tak bisa berhenti mencintaimu," jawab yang lain, dengan desahan putus asa, seperti seseorang yang sudah lama ter...