22

6 2 0
                                    

"Setiap penemu diatas memberikan kontribusi signifikan dalam sains, yang terus mempengaruhi kemajuan ilmu pengetahuan hingga saat ini. Siapa yang akan menjelaskan salah satunya?"

Aku terdiam sejenak menatap layar proyektor berisi beberapa foto seseorang dihadapanku.

Aku mengangkat tangan kananku.

"Diujung kanan, Marie Curie. ilmuwan wanita pertama yang memenangkan Hadiah Nobel, bahkan dia memenangkan dua kali, dalam bidang Fisika (1903) dan Kimia (1911). Ia dikenal atas penelitiannya tentang radioaktivitas, sebuah istilah yang ia ciptakan. Bersama suaminya, Pierre Curie, ia menemukan unsur radioaktif seperti polonium dan radium. Penelitiannya tentang radiasi mempengaruhi perkembangan terapi radiasi dalam pengobatan kanker dan berkontribusi besar dalam pemahaman kita tentang atom." Jelasku.

"Bagus Krystal!!"

Aku mengangguk lalu tersenyum tipis.

"Diujung kiri, Isaac Newton. salah satu ilmuwan paling berpengaruh dalam sejarah sains. Ia terkenal karena mengembangkan hukum gravitasi dan hukum gerak yang menjadi dasar dari mekanika klasik. Penelitiannya mengenai cahaya, optik, dan kalkulus juga membawa revolusi besar dalam ilmu pengetahuan. Bukunya yang berjudul Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica adalah salah satu karya terpenting dalam sains, yang menguraikan hukum gravitasi universal dan memperkenalkan cara baru dalam memahami dunia fisik.

Disampingnya, Einstein. fisikawan teoritis yang dikenal dengan teori relativitas, yang merevolusi konsep waktu, ruang, dan gravitasi. Teori relativitas khusus (1905) dan umum (1915) memberikan dasar baru dalam memahami alam semesta, terutama dalam bidang astrofisika dan kosmologi. Salah satu persamaan paling terkenal dari teori ini adalah E=mc², yang menjelaskan hubungan antara energi dan massa. Einstein juga menerima Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1921 untuk penelitiannya tentang efek fotolistrik, yang mendukung teori kuantum cahaya." Jelas Jeff.

"Sempurna, Jeff!"

Aku menoleh, menatap Jeff yang sedang menatapku. Aku memalingkan wajahku cepat.

"Hukum gravitasi yang dikemukakan oleh Isaac Newton pada abad ke-17 adalah salah satu penemuan paling signifikan dalam sejarah sains. Cerita terkenal mengenai Newton yang terinspirasi oleh jatuhnya apel untuk mengembangkan teorinya tentang gravitasi adalah simbol dari revolusi ilmiah pada masa itu. Dalam bukunya Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica (1687), Newton menjelaskan bahwa semua benda yang memiliki massa saling menarik satu sama lain dengan gaya yang proporsional terhadap massa dan jaraknya. Hukum gravitasi ini menjelaskan pergerakan planet, bulan, dan fenomena alam seperti pasang surut air laut. Penemuan ini menjadi dasar bagi ilmu fisika klasik."

"Penemuan teori evolusi oleh Charles Darwin pada abad ke-19 merevolusi pemahaman kita tentang asal-usul spesies dan kehidupan di Bumi. Dalam bukunya On the Origin of Species (1859), Darwin mengemukakan bahwa spesies berkembang melalui proses seleksi alam, di mana individu-individu yang memiliki adaptasi terbaik untuk bertahan hidup dan berkembang biak akan mewariskan sifat-sifat tersebut kepada generasi berikutnya. Teori ini memberikan pemahaman baru mengenai keragaman biologis dan hubungan antara berbagai makhluk hidup di Bumi, dan meskipun menimbulkan kontroversi pada masanya, teori evolusi kini menjadi fondasi biologi modern."

ಥ_ಥ

Dyna duduk ditepi ranjangnya sambil memandang keluar ke arah langit yang mulai meredup. Di kejauhan, sebuah layangan kecil melayang bebas, terombang-ambing mengikuti hembusan angin senja. Layangan itu tampak rapuh, namun seolah memiliki keyakinan untuk tetap terbang meski angin kadang menggoyahkannya. Ada ketenangan sekaligus ketidakpastian dalam caranya melayang, mengingatkannya pada dirinya sendiri-selalu mencari arah, namun seringkali terombang-ambing oleh arus yang tak terlihat.

Dyna menarik napas dalam, seolah berharap angin yang sama juga bisa membawanya terbang, jauh dari segala kerumitan dan perasaan yang selama ini kusimpan. Di bawah langit yang luas ini, dia merasa begitu kecil. Namun seperti layangan itu, mungkin aku hanya perlu mempercayai angin dan membiarkan dirinya terbawa, kemanapun takdir akan membimbingnya.

Di luar, suara tawa anak-anak lain terdengar, tapi di sini, di dalam diriku, hanya ada kesunyian yang pekat. Setiap kali kutatap cermin, aku selalu bertanya-tanya: dari mana aku berasal? Siapa orang tuaku? Apakah mereka pernah mencintaiku, ataukah aku hanya sekadar kesalahan yang terlupakan?

Setiap malam, aku berharap akan ada seseorang yang mengetuk pintu, seseorang yang datang untuk menjelaskan mengapa aku ditinggalkan. Tapi malam-malam itu selalu berakhir sama-dengan keheningan. Di panti asuhan ini, aku hidup di antara wajah-wajah asing yang saling berbagi nasib yang tak jauh berbeda. Namun, entah mengapa, perasaan terasingku tetap saja tak pernah hilang. Seperti ada bagian diriku yang hilang, bagian yang seharusnya dipenuhi oleh mereka yang tak pernah kukenal.

Aku meratapi nasibku, bukan karena aku tidak dicintai di sini, tapi karena ada cinta lain yang seharusnya kudapatkan cinta dari orang tua yang mungkin tak pernah akan kujumpai.

Air matanya menetes.

"Dyna.."

Dia menoleh.

"Seseorang ingin menemuimu! Temuilah! Kau terus berada di kamar sejak tadi!" Ujar Elly, pemilik San Jose.

Dia menghela nafasnya pelan lalu beranjak dari duduknya.

Siapa yang menemuiku kali ini?, batinnya.

Lorong panti asuhan modern ini terasa rapi dan steril. Lantai keramik putih memantulkan setiap cahaya dari lampu-lampu LED di langit-langit, memberikan suasana yang terang namun dingin. Dinding-dindingnya dicat putih dengan beberapa lukisan anak-anak yang berwarna-warni, memberikan kesan hangat, namun entah kenapa suasana tetap sunyi. Hanya suara langkah kakiku yang terdengar jelas, seolah-olah seluruh tempat ini sedang menahan napas.

Aku berjalan semakin jauh, melewati pintu-pintu yang tertutup rapat dengan label nama, mungkin kamar anak-anak di sini. Di setiap sudut lorong, ada kamera keamanan yang mengawasi, menciptakan perasaan bahwa aku sedang diawasi, meskipun tak ada orang di sekitar.

Di ujung lorong, ada sebuah pintu kaca besar. Di baliknya, samar-samar terlihat seseorang duduk di dalam ruangan kecil dengan lampu meja menyala. Aku tidak tahu siapa dia. hanya seseorang yang meminta untuk bertemu denganku, namun tak pernah menyebutkan identitasnya.

Langkahku terhenti di depan pintu. Tangan mulai meraih pegangan logam yang dingin. Jantungku berdetak lebih cepat saat pintu itu terbuka otomatis dengan desis halus. Di dalam, sosok itu menoleh, wajahnya setengah tertutup bayangan. Tanpa sepatah kata pun, aku tahu dia sudah menungguku.

Saat aku melangkah masuk, ruangan itu sepi, hanya diterangi cahaya lampu meja yang lembut. Di tengah kesunyian, seorang wanita tua duduk di kursi dengan tangan beristirahat di pangkuannya. Wajahnya penuh keriput, rambut putihnya diikat sederhana di belakang kepala, dan pakaiannya bersih namun tampak usang. Meski dia terlihat rapuh, ada sesuatu dalam tatapannya yang membuatku berhenti sejenak.

Lalu, dia memanggil namaku.

Suara itu keluar dari bibirnya perlahan, seolah-olah dia telah mengenalku sejak lama. Aku terhenti, tercengang. Bagaimana bisa dia tahu siapa aku? Kami belum pernah bertemu sebelumnya, dan tak ada yang memberi tahu tentang pertemuan ini selain pesan singkat yang kuterima. Tatapannya tenang, tapi penuh rasa ingin tahu, seperti seseorang yang pertama kali melihat sesuatu yang telah lama dia tunggu.

"Bagaimana Anda tahu nama saya?” tanyaku.

Suaraku sedikit bergetar. Dia hanya tersenyum tipis, tanpa memberikan jawaban langsung. Tatapan matanya, yang penuh keriput di sekelilingnya, mengamati setiap detail wajahku, seolah mencari sesuatu yang hilang.

“Aku tahu,” katanya akhirnya, suaranya serak tapi mantap. "Tapi aku belum pernah melihatmu."

Kata-katanya menggantung di udara, menciptakan ketegangan yang tak bisa kujelaskan. Seolah-olah dia mengenalku tanpa pernah benar-benar bertemu denganku sebelumnya. Pikiranku berputar, mencoba mencari jawaban, tapi perasaan aneh itu terus menggangguku—bahwa di balik tatapan asingnya, ada sesuatu yang lebih dalam yang tak kumengerti.





FATE'S CRUEL KINSHIP (SELESAI)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang