EPILOG

7 4 1
                                    

7 tahun kemudian....

Meski takdir tak membiarkan kami untuk bersama, aku merasa lebih kuat sekarang. Ada saat-saat ketika aku hampir jatuh, hampir tenggelam dalam kenangan yang menyakitkan, namun waktu telah mengajarkan aku untuk melepaskan.

Aku melingkarkan tanganku pada lengan pria di sampingku, menatap karpet merah yang terbentang di depan kami, dan merasakan kebahagiaan yang berbeda, kebahagiaan yang lebih penuh.

Dariel dan Emma, mereka berdua saling melengkapi, dan aku tahu ini adalah yang terbaik. Dariel, saudara kandungku, kini berdiri di samping seorang wanita yang pantas untuknya, dan meski hatiku pernah terluka karena cinta yang tak bisa kami miliki, aku tahu ini adalah jalan yang harus kami pilih.

Tatapan Dariel yang lembut padaku, dan senyumnya yang masih membawa bayang-bayang masa lalu, membuat aku tersenyum. Kami mungkin tak lagi berdua seperti dulu, tetapi hubungan kami tetap kuat, lebih kuat dari sekadar perasaan cinta. Ini adalah cinta keluarga, ikatan yang lebih dalam dari apa pun.

Aku memandang Emma, dia cantik dengan gaun pernikahannya, dan meski ada rasa sakit dalam hatiku, aku bisa merasakannya—bahwa ini adalah kebahagiaan yang benar. Untuk pertama kalinya, aku merasa damai, meski ada kehilangan.

Pernikahan Dariel dan Emma berlangsung dengan suasana yang hangat, penuh kebahagiaan. Di antara riuhnya keramaian, aku berdiri dengan tenang, melihat Dariel di altar, dengan senyum yang tulus di wajahnya. Emma di sampingnya, memancarkan kecantikan dalam gaun pengantin putihnya, membawa kebahagiaan yang jelas di mata mereka berdua.

Pendeta mulai berbicara, mengarahkan mereka untuk mengucapkan sumpah pernikahan. Semua perhatian tertuju pada mereka, tetapi aku merasakan sepasang mata mengarah padaku—mungkin Dariel, mungkin Emma, atau mungkin kedua-duanya.

Dariel menatapku sejenak, lalu berkata dengan suara yang hanya bisa aku dengar,

"Terima kasih telah berada di sini. Aku tahu ini sulit, tapi aku berharap kau bisa bahagia.”

Aku hanya tersenyum kecil, meliriknya sebelum menjawab dengan suara yang lembut namun penuh makna,

"Aku telah belajar untuk bahagia dengan cara yang berbeda, Dariel. Aku akan selalu mendukung kalian.”

Saat itulah, pendeta mengajukan pertanyaan terakhir,

"Apakah kalian berdua bersedia untuk saling mengasihi, menghormati, dan menjaga satu sama lain, dalam suka dan duka, selama hidup kalian?"

Dariel dan Emma menjawab serentak,

"Ya, kami bersedia."

Dan dengan itu, pendeta mengumumkan mereka sebagai pasangan suami istri.

Aku menatap mereka, ada rasa yang campur aduk, bahagia, haru, dan mungkin juga sedikit kesedihan. Tetapi lebih dari itu, ada rasa damai yang menyelimuti hati. Kini, aku tahu, meskipun kami tidak bersama seperti yang pernah kami bayangkan, hidup terus berjalan, dan kami semua telah menemukan jalan menuju kebahagiaan masing-masing.

Pernikahan itu berlanjut dengan tepuk tangan, sementara aku berdiri di sana, merasa kuat, meski ada kenangan yang terus mengikuti.

Aku menatap ke depan, merasakan angin yang menenangkan, dan berkata dalam hati,

"Aku tegar. Aku telah menerima kenyataan ini. Cinta tak selalu berakhir dengan cara yang kita inginkan, tapi aku tetap bisa hidup dengannya. Aku akan terus maju. Kami semua akan terus maju.”

Pernikahan Dariel dan Emma adalah penutupan bagi satu bab dalam hidupku. Aku merasa seolah beban yang selama ini menekan dada akhirnya terasa lebih ringan. Aku bisa melihat mereka berbahagia, dan itu sudah cukup untukku. Mungkin tidak ada lagi ruang bagi cinta yang dulu kami punya, namun sekarang aku mengerti bahwa ada banyak jenis kebahagiaan yang bisa dirasakan, bukan hanya yang berakhir dengan bersama, tapi juga yang berakhir dengan damai.

Saat acara semakin berlangsung, aku memperhatikan keluarga dan teman-teman yang ikut bersuka cita. Aku berdiri di sana, di tengah keramaian, dengan senyum yang tulus di wajahku. Aku tahu di dalam hati, meski bayang-bayang masa lalu masih ada, itu tidak lagi menguasai diriku. Aku bisa berdiri tegak, menikmati hidup yang kini aku jalani.

Aku memandang ke arah Dariel lagi, kali ini dengan senyuman yang penuh penerimaan. Dia melihatku sejenak, dan ada kedamaian dalam tatapannya. Aku tahu, dia juga telah melewati banyak hal untuk sampai pada hari ini.

Emma datang mendekat, memberikan senyum dan ucapan terima kasih. Aku membalasnya dengan senyuman yang penuh arti. Kami mungkin tidak pernah sejalan dalam hal cinta, tetapi dalam kebahagiaan ini, aku tahu bahwa dia adalah pilihan yang tepat untuk Dariel.

Setelah pernikahan selesai, aku kembali pada diriku sendiri. Kecewa dan kesedihan yang dulu pernah menyelimuti hatiku kini menjadi bagian dari masa lalu yang harus kutinggalkan. Aku menyadari, aku tidak hanya harus menerima kenyataan, tetapi juga menerima diriku sendiri, dan apa yang akan datang berikutnya.

Karirku di Tesla Inc. terus berkembang, dan meskipun dunia berubah, aku merasa seolah semuanya mulai terletak pada tempatnya. Aku sudah menjalani perjalanan yang panjang, dan kini aku merasa siap untuk langkah selanjutnya—tak hanya dalam karier, tetapi juga dalam hidup.

Aku menatap ayah, Dyna, dan Jeff yang duduk bersebelahan, mereka menatapku dengan tatapan yang penuh keyakinan dan dukungan. Dalam sekejap, aku merasakan kekuatan yang luar biasa dari mereka. Mereka tahu perjalanan yang telah aku lalui, tahu betapa sulitnya melepaskan masa lalu, namun di sini mereka berada di sisi ku, memberikan ketenangan dalam bentuk kehadiran mereka.

Ayah, dengan senyum bijaknya, hanya mengangguk kecil. Dyna memegang tanganku dengan lembut, seolah berkata,

"Kau bisa melakukannya."

Dan Jeff, seperti biasa, memberikan senyum tipis, mengirimkan rasa aman dan kekuatan yang hanya bisa dia berikan.

Aku merasa jauh lebih tenang sekarang, meski masa lalu masih membayang, aku tahu mereka akan selalu ada untukku. Mereka adalah keluarga, bukan hanya dalam ikatan darah, tapi juga dalam hati dan jiwa. Aku mengangkat kepala, menatap masa depan tanpa ragu, tanpa beban, siap menghadapi apa yang akan datang.

Kebahagiaan hari ini bukan hanya tentang pernikahan Dariel dan Emma, tapi juga tentang bagaimana aku, ayah, Dyna, dan Jeff, semuanya, bisa mengatasi masa lalu dan menemukan kedamaian dalam perjalanan masing-masing.

Seperti yang selalu kuinginkan, aku bisa tegar dan kuat meski kenyataan tak selalu seperti yang kita harapkan. Kini, aku tahu apa artinya melepaskan, dan itu membuatku lebih bebas daripada sebelumnya.

TAMAT
ಥ‿ಥ

TAMATಥ‿ಥ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FATE'S CRUEL KINSHIP (SELESAI)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang