ATEEZ [⚠mpreg]

142 7 0
                                    

Hari itu, suasana di ruang makan dorm terasa berbeda.

Biasanya, suara riuh rendah obrolan dan canda tawa para anggota mengisi ruangan.

Namun, kali ini ada kekosongan yang mencolok. Tempat duduk Hongjoong, pemimpin mereka, kosong.

Seonghwa, yang biasanya duduk di sebelah Hongjoong, bisa merasakan tatapan penasaran dari anggota lainnya. Mereka semua tahu bahwa ada sesuatu yang terjadi, tetapi tidak ada yang berani bertanya langsung.

San, yang duduk di seberang Seonghwa, akhirnya tidak tahan lagi. "Hyung," panggilnya dengan suara rendah namun jelas, "di mana Hongjoong? Dia baik-baik saja kan?"

Seonghwa menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Hongjoong sedang beristirahat. Ada sesuatu yang perlu kita bicarakan setelah makan malam."

Tatapan semua orang tertuju pada Seonghwa. Mereka saling bertukar pandang, penuh kebingungan dan kekhawatiran. Wooyoung, yang selalu cerewet, mengerutkan kening. "Apa ada yang serius, Hyung? Kenapa harus menunggu setelah makan malam?"

Seonghwa menatap Wooyoung dengan lembut. "Ini bukan sesuatu yang bisa dibicarakan sambil makan, Woo. Nanti saja, oke?"

Wooyoung mengangguk pelan, meskipun rasa penasarannya belum sepenuhnya terpuaskan. Makan malam berlanjut dengan suasana yang sedikit canggung. Mereka semua berusaha menikmati makanan, tetapi pikiran mereka tertuju pada Hongjoong.

Setelah selesai makan, Seonghwa mengajak mereka semua ke ruang tamu. "Baiklah, sekarang saatnya kita bicara," katanya dengan tegas. Semua anggota duduk melingkar, menunggu penjelasan.

"Seperti yang kalian tahu, Hongjoong belum lama ini merasa tidak enak badan," mulai Seonghwa. "Kami pergi ke dokter, dan hasilnya... Hongjoong hamil."

Ruangan itu langsung sunyi senyap. Semua anggota terkejut mendengar berita itu. Yunho adalah yang pertama bereaksi. "Hamil? Bagaimana bisa? Tapi... ini... ini luar biasa."

Seonghwa mengangguk. "Ya, ini memang sesuatu yang jarang terjadi. Tapi kita semua tahu betapa kuatnya Hongjoong. Dia sudah melalui banyak hal, dan sekarang dia membutuhkan dukungan kita lebih dari sebelumnya."

Mingi, yang selalu peduli pada semua anggota, segera bertanya, "Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu, Hyung?"

"Pertama-tama, kita harus memastikan dia mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak terlalu stres," jawab Seonghwa. "Kita juga perlu lebih perhatian padanya, dan jangan biarkan dia merasa terbebani."

Jongho, yang paling muda namun selalu bijaksana, menambahkan, "Kita juga bisa bergantian menjaga dan mengurusnya. Dia harus tahu bahwa dia tidak sendirian dalam hal ini."

San mengangguk setuju. "Ya, kita adalah keluarga. Dan keluarga selalu saling mendukung, apapun yang terjadi."

Seonghwa tersenyum melihat dukungan dari anggota lainnya. "Terima kasih, semua. Hongjoong pasti akan sangat terbantu dengan dukungan kalian."

Ketika mereka semua kembali ke kamar masing-masing malam itu, ada perasaan hangat yang menyelimuti mereka.

Hari demi hari berlalu, dan mereka semakin kompak dalam memberikan dukungan kepada Hongjoong. Mereka bergantian menjaga dan memastikan bahwa dia tidak kelelahan. Bahkan, tugas-tugas rumah tangga yang biasanya dilakukan oleh Hongjoong kini dikerjakan bersama-sama oleh yang lain.

Pagi itu, Wooyoung duduk di dapur, menyiapkan sarapan. "Hyung, kau harus makan banyak buah-buahan dan sayuran. Ini baik untukmu dan bayimu," katanya sambil mengiris buah.

Hongjoong tersenyum lemah, duduk di kursi dengan perut yang mulai membesar. "Terima kasih, Woo. Aku benar-benar menghargai semuanya."

Wooyoung menatapnya dengan penuh kasih sayang. "Kami semua peduli padamu, Hyung. Kami ingin kau dan bayimu sehat."

Seonghwa masuk ke dapur, membawa segelas jus. "Ini jus segar, Hongjoong. Mengandung banyak vitamin," katanya sambil menyerahkan gelas tersebut.

Hongjoong menerimanya dengan senyuman. "Terima kasih, Hwa. Kalian semua begitu baik padaku."

Sore itu, Yunho dan Mingi mengajak Hongjoong berjalan-jalan di taman dekat dorm mereka. "Berjalan-jalan ringan bagus untuk kesehatanmu, Hyung," kata Yunho sambil menggandeng Hongjoong.

"Benar," tambah Mingi. "Dan udara segar juga baik untukmu."

Hongjoong menikmati momen-momen sederhana ini. Dia merasa dikelilingi oleh cinta dan dukungan dari keluarga keduanya. "Aku merasa sangat beruntung memiliki kalian semua," katanya dengan suara lembut.

San dan Jongho sibuk menyiapkan kejutan kecil di ruang tamu. Mereka menghias ruangan dengan balon dan bunga, serta menyiapkan kue kecil.

Ketika Hongjoong kembali dari berjalan-jalan, dia terkejut melihat dekorasi tersebut.

"Apa ini?" tanyanya dengan mata berkaca-kaca.

"Ini adalah perayaan kecil untukmu dan bayimu," jawab San dengan senyuman lebar. "Kami ingin kau tahu betapa kami mencintaimu dan mendukungmu."

Hongjoong tidak bisa menahan air matanya. "Terima kasih, terima kasih banyak. Aku tidak tahu harus berkata apa."

Jongho mendekat dan memeluk Hongjoong. "Kami akan selalu ada untukmu, Hyung. Selalu."

Malam itu, mereka semua duduk bersama, menikmati kue dan berbicara tentang masa depan. Ada canda tawa dan harapan-harapan baru yang terucap. Hongjoong merasa lebih kuat dari sebelumnya, berkat dukungan dari anggota-anggota yang dia anggap sebagai keluarga.

Saat semua orang bersiap untuk tidur, Seonghwa menghampiri Hongjoong dan mengelus lembut perutnya.

Hongjoong memegang tangan Seonghwa dengan erat. "Terima kasih. Aku mencintai kalian semua."

Dengan penuh keyakinan, Hongjoong menjalani hari-harinya.

MYRTLE 🌸 bottom!Hongjoong [⏯]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang