Jung Yunho [⚠mpreg]

33 4 0
                                    

“Yunho, aku rasa ini ide terburuk yang pernah kau ajukan.”

Hongjoong bersandar di kursi kantor dengan tangan di perutnya yang sedikit membuncit, mencoba menyeimbangkan tubuhnya yang semakin berat. Di depannya, Yunho berdiri dengan senyum percaya diri seperti biasa, seolah-olah ide gilanya barusan tidak akan membuat dunia Public Relation mereka runtuh.

“Kau bilang itu setiap kali aku punya ide,” jawab Yunho dengan santai, melipat lengannya di dada. “Dan setiap kali, ideku berhasil menyelamatkan reputasi klien kita.”

“Reputasi klien? Kau hampir membuat mereka diserang netizen dengan ide barumu soal ‘buka-bukaan rahasia pribadi artis’. Kau tahu, tidak semua orang ingin tahu berapa banyak kucing peliharaan aktor drama itu!” Hongjoong memutar bola matanya, meskipun sudut bibirnya sedikit terangkat menahan tawa.

“Itu data menarik. Dan netizen suka hal-hal yang remeh tapi menggemaskan,” balas Yunho, tak tergoyahkan.

Hongjoong menghela napas panjang, satu tangannya dengan refleks memegangi perutnya. “Kau ini terlalu percaya diri. Kalau saja kau lebih realistis…”

“Dan kalau saja kau tidak terlalu stres,” potong Yunho sambil mendekati Hongjoong, “anak kita tidak akan protes dengan menendang perutmu setiap kali kau mengomel.”

“Dia menendang karena dia tahu ayahnya suka bicara omong kosong,” balas Hongjoong tajam, meskipun pipinya memerah karena perhatian Yunho.

“Aku yakin dia menendang karena dia ingin aku mendekat,” Yunho menyeringai, menunduk sedikit untuk menatap perut Hongjoong. “Apa kau tahu, Joong? Kita bisa jadi tim yang lebih hebat kalau kau mulai mempercayai idenya ayah satu ini.”

“Kita? Tim? Kau tahu, aku yang selalu memperbaiki bencana yang kau buat.” Hongjoong mencoba terdengar sarkastik, tapi nadanya melemah saat Yunho mulai menyentuh perutnya dengan lembut.

“Dan aku yang memastikan kau tidak terlalu keras pada dirimu sendiri,” Yunho menjawab, nadanya berubah lebih serius. “Hongjoong, kau ini penuh ide brilian, tapi kadang kau terlalu takut mengambil risiko.”

Hongjoong terdiam sejenak, merasakan tangan besar Yunho yang hangat di perutnya. Ia menatap pria itu dengan tatapan campur aduk—kesal, tapi juga tersentuh. “Aku hanya ingin semuanya berjalan sempurna. Aku tidak mau anak kita lahir di tengah kekacauan.”

“Dan aku ada di sini untuk memastikan itu tidak terjadi,” kata Yunho, suaranya lebih lembut sekarang. “Percayalah, Joong. Aku tidak akan membiarkan kita gagal, baik sebagai tim PR, maupun sebagai orang tua.”

Hongjoong menghela napas lagi, tapi kali ini senyumnya lebih tulus. “Kau ini benar-benar merepotkan, Yunho.”

“Tapi kau menyukaiku,” balas Yunho, seringainya kembali muncul.

“Kadang aku bertanya-tanya kenapa,” gumam Hongjoong, meskipun tangannya kini menyentuh tangan Yunho di atas perutnya.

“Karena aku adalah pria penuh imajinasi yang membuat hidupmu lebih berwarna,” jawab Yunho tanpa ragu, lalu mencondongkan tubuh untuk mencium kening Hongjoong. “Dan karena kau tahu, di dunia ini, tidak ada yang bisa memahami imajinasimu lebih baik dari aku.”

Hongjoong tertawa kecil, akhirnya menyerah pada kehangatan yang selalu Yunho bawa. “Baiklah, kau menang kali ini. Tapi ide badut raksasa itu tetap tidak akan terjadi.”

“Baiklah, baiklah,” Yunho mengangkat tangannya seperti menyerah, meskipun senyumnya tidak pudar sedikit pun.

MYRTLE 🌸 bottom!Hongjoong [⏯]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang