Jung Wooyoung

44 9 0
                                    

"Aku bersumpah, ini cuma kostum Halloween, Hongjoong."

Wooyoung bersandar di kusen pintu kamar, sebuah senyum lebar menghiasi wajahnya. Tubuhnya diselimuti kostum monster berbulu ungu terang dengan cakar hitam mencolok. Topeng besar dengan mata kuning menyala bertengger di kepalanya. Kalau bukan karena senyum nakalnya yang bisa terlihat dari celah topeng, Hongjoong mungkin sudah kabur ke bawah meja.

"Tapi ini bukan Halloween!" protes Hongjoong, wajahnya mencerminkan perpaduan antara frustrasi dan malu. "Kamu pikir aku nggak akan sadar? Kamu masuk ke apartemenku lewat jendela tadi malam dengan kostum itu, terus pura-pura jadi... monster penjaga atau apa pun itu!"

"Apa aku harus menjelaskan lagi?" Wooyoung berjalan ke arah Hongjoong dengan gaya berlebihan, seperti seekor predator yang hendak memangsa mangsanya. "Aku kan bilang, aku cuma mau memastikan kamu nggak sendirian di malam-malam sepi. Selain itu, aku monster yang keren, kan?"

Hongjoong melangkah mundur, tapi kemudian tersandung kursi, membuat tubuh kecilnya hampir jatuh. Untung saja Wooyoung sigap menangkapnya, cakar monster itu terasa lembut di kulitnya.

"Jangan sentuh aku pakai cakar monster itu!" bentak Hongjoong, pipinya merona.

Wooyoung terkekeh pelan, menurunkan tubuh Hongjoong dengan hati-hati ke lantai. "Kamu tahu, kamu makin lucu kalau marah. Kenapa sih kamu takut sama aku? Aku ini monster jinak."

"Bukan takut," desis Hongjoong, mendelik padanya. "Aku cuma nggak ngerti kenapa kamu selalu muncul dengan cara aneh. Pertama, jadi vampir yang datang jam dua pagi buat 'menghisap darah'—dan waktu itu kamu bawa saus tomat. Sekarang kamu jadi monster ungu. Wooyoung, kamu tuh—"

Wooyoung mengangkat tangannya, memotong keluhan Hongjoong. "Sebentar. Kamu bilang 'pertama', artinya kamu ingat semuanya? Itu artinya aku ada di pikiranmu, kan?"

Wajah Hongjoong memerah seperti tomat matang. "Bukan gitu maksudku!"

"Oh, jelas itu maksudmu," balas Wooyoung dengan nada menggoda. Ia melepaskan topeng monster dan menampakkan wajahnya yang penuh kemenangan. "Aku tahu kamu diam-diam suka padaku."

Hongjoong langsung bangkit berdiri, tangannya gemetaran, entah karena marah atau gugup. "Aku nggak suka padamu, Wooyoung. Kamu itu... menyebalkan!"

"Lucu," balas Wooyoung, melangkah lebih dekat. "Kalau aku menyebalkan, kenapa kamu nggak pernah benar-benar usir aku? Bahkan waktu aku nyanyi di balkonmu jam tiga pagi, kamu cuma bilang 'pelan-pelan'. Kamu suka aku, Hongjoong. Ngaku aja."

"Ngaku? Ngaku apanya?!"

"Bahwa kamu suka monster berbulu ungu yang tampan seperti aku."

Hongjoong memutar matanya, tapi tidak bisa menahan senyum kecil di ujung bibirnya. Wooyoung memperhatikan itu dan dengan cepat menambahkan, "Aha! Kamu senyum! Itu bukti kalau kamu suka aku."

"Aku senyum karena kamu bodoh," balas Hongjoong, mencoba menutupi rasa malunya.

Wooyoung mendekat lagi, sekarang jaraknya hanya beberapa senti. Tatapan matanya yang tajam langsung menembus pertahanan Hongjoong. "Kalau aku bodoh, kenapa kamu nggak pernah nolak kalau aku bawa makanan tengah malam? Atau kenapa kamu selalu simpan selimut tambahan untukku di sofa?"

Hongjoong membuka mulutnya untuk membalas, tapi tak satu kata pun keluar. Wooyoung benar—setidaknya sebagian dari itu benar.

Melihat Hongjoong yang kebingungan, Wooyoung tersenyum lebar. "Dengar, Joongie," katanya pelan, nada suaranya berubah serius. "Aku mungkin bodoh. Aku mungkin suka bikin masalah. Tapi aku beneran serius soal satu hal—aku suka kamu. Nggak peduli aku harus jadi vampir, monster, atau apa pun, aku cuma mau kamu."

Hongjoong menelan ludah, jantungnya berdetak kencang. Wooyoung jarang bicara seperti ini, dan entah kenapa, kali ini terdengar lebih tulus dari biasanya.

"Aku... aku nggak tahu harus bilang apa," jawab Hongjoong akhirnya, suaranya nyaris berbisik.

"Mulai aja dengan 'Aku juga suka kamu, Wooyoung'," saran Wooyoung, dengan senyum nakal yang kembali menghiasi wajahnya.

Hongjoong mendengus pelan, tapi senyumnya semakin lebar. "Kamu ini, ya..."

"Ayo, bilang. Aku janji, aku nggak akan pakai kostum monster lagi kalau kamu bilang."

"Tunggu, beneran?" Hongjoong menaikkan alisnya.

Wooyoung mengangguk dengan serius, meskipun matanya jelas-jelas berkilat penuh tipu daya.

"Baiklah," kata Hongjoong, menghela napas panjang sebelum akhirnya berkata, "Aku juga suka kamu, Wooyoung."

Belum sempat Hongjoong selesai bicara, Wooyoung langsung melompat ke arahnya, memeluknya dengan erat. "YES! Akhirnya!"

Hongjoong tertawa, suara kecilnya bercampur dengan keluhan pelan. "Oke, oke! Sekarang lepaskan aku, monster ungu raksasa!"

"Tunggu, satu hal lagi," kata Wooyoung, masih memeluknya erat. "Kamu janji nggak bakal menyesal jatuh cinta sama aku. Monster atau bukan."

Hongjoong menggelengkan kepala, senyum lembut terukir di wajahnya. "Kalau semua monster sebaik kamu, mungkin aku nggak akan takut lagi."

MYRTLE 🌸 bottom!Hongjoong [⏯]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang