"Aku tidak percaya aku jatuh cinta pada bad boy yang sekarang sibuk menggosok kaca kamar mandi."
Hongjoong berdiri di ambang pintu, memandangi Seonghwa yang sedang membersihkan cermin besar dengan serius. Kemeja putihnya digulung hingga siku, wajahnya fokus, dan entah bagaimana, gerakan tangannya yang mengelap kaca terlihat seperti sedang menggarap karya seni.
Seonghwa berhenti sejenak, menoleh dengan senyuman yang terlalu memukau untuk seseorang yang sedang memegang kain lap. "Aku lebih suka disebut mantan bad boy, Joongie. Aku sudah pensiun dari kehidupan liar sejak aku bertemu denganmu, ingat?"
"Ya, tentu saja," jawab Hongjoong sambil menyilangkan tangan di dadanya. "Tapi aku tidak pernah menyangka pensiun itu termasuk jadi maniak kebersihan. Siapa kau dan apa yang kau lakukan pada Seonghwa yang kukenal?"
Seonghwa tertawa kecil, kembali menggosok kaca yang sudah sepertinya tidak bisa lebih bersih lagi. "Bukan salahku kalau aku ingin semuanya sempurna untukmu. Lagipula, kau sudah cukup repot dengan bayi di dalam sana." Ia melirik perut Hongjoong yang sudah mulai membesar dengan senyum lembut.
Hongjoong mendesah dan berjalan masuk ke kamar mandi, berdiri di samping Seonghwa. "Aku tidak pernah meminta kesempurnaan, kau tahu? Aku hanya ingin kau tetap menjadi dirimu sendiri. Maksudku, aku jatuh cinta pada Seonghwa yang suka melanggar aturan, bukan Seonghwa yang sekarang berdiri di sini, khawatir ada noda air di kaca."
Seonghwa memutar matanya, meletakkan kain lap di wastafel. "Aku masih melanggar aturan, kau tahu? Aku hanya memilih aturan yang lebih relevan untuk dilanggar. Contohnya, aku parkir sembarangan pagi ini."
Hongjoong menatapnya dengan datar. "Kau parkir sembarangan di depan rumah kita sendiri. Itu tidak terhitung, Hwa."
"Baiklah," Seonghwa menunduk sedikit, memasang wajah pura-pura bersalah. "Tapi aku melakukannya karena aku buru-buru membelikanmu stroberi, jadi itu pasti dihitung sebagai pengorbanan cinta, bukan pelanggaran."
"Pengorbanan cinta? Kau bahkan membeli stroberi yang salah."
"Hei, itu bukan salahku! Siapa yang tahu ada perbedaan antara stroberi organik dan stroberi biasa?"
Hongjoong menahan tawa, meskipun wajahnya tetap serius. "Tentu saja kau tidak tahu. Kau sibuk bertingkah seperti anak motor sepanjang hidupmu."
"Dan sekarang aku anak motor yang tahu cara membersihkan kaca." Seonghwa menyeringai sambil merangkul Hongjoong dengan satu tangan. "Lihat? Aku berkembang."
Hongjoong menghela napas panjang, meskipun akhirnya ia membiarkan dirinya bersandar pada dada Seonghwa. "Kau tahu, kadang aku masih sulit percaya kau berubah seperti ini."
"Aku berubah untukmu, Joongie. Dan untuk bayi kita. Aku ingin jadi ayah yang bisa dibanggakan."
"Tapi aku tidak pernah meminta kau berubah sepenuhnya."
Seonghwa mengusap pelan punggung Hongjoong, lalu menatap refleksi mereka di cermin yang baru saja ia bersihkan. "Aku tidak berubah sepenuhnya. Aku hanya menemukan bagian dari diriku yang lebih baik. Bagian yang selama ini aku sembunyikan, sampai kau datang dan membuatku ingin menunjukkannya."
Hongjoong terdiam, menatap refleksi Seonghwa di cermin. Untuk sesaat, ia merasa seperti melihat pria yang sama sekali berbeda—pria yang jauh dari sosok bad boy yang dulu pertama kali ia kenal, tetapi tetap memiliki sorot mata yang sama.
"Kau tahu, kalau kau terus berkata seperti itu, aku bisa saja menangis," gumam Hongjoong sambil mencoba terdengar kesal, meskipun suaranya bergetar sedikit.
Seonghwa tertawa kecil, mencium pelan puncak kepala Hongjoong. "Kalau kau menangis, aku akan menyalahkan bayi kita. Dia pasti mewarisi emosionalmu."
"Kalau dia emosional, itu pasti dari kau," balas Hongjoong sambil tersenyum kecil.
Seonghwa tidak menjawab, hanya memeluk Hongjoong lebih erat. Mereka berdiri di sana, memandangi refleksi mereka di cermin, sambil berbagi momen yang terasa seperti milik mereka saja—sederhana, hangat, dan penuh cinta.
"Jadi, kau benar-benar sudah pensiun dari kehidupan bad boy?" tanya Hongjoong setelah beberapa saat.
Seonghwa tersenyum nakal. "Tidak sepenuhnya. Aku masih menyimpan jaket kulitku di lemari. Siapa tahu, mungkin suatu hari aku akan memakainya lagi... untuk mengantar bayi kita ke taman."
Hongjoong tertawa keras, memukul pelan dada Seonghwa. "Kau benar-benar tidak pernah berubah."
"Dan itu sebabnya kau mencintaiku, Joongie."

KAMU SEDANG MEMBACA
MYRTLE 🌸 bottom!Hongjoong [⏯]
Fanfictionbottom!Hongjoong / Hongjoong centric Buku terjemahan ©2018, -halahala_