Sinar matahari menembus kaca jendela besar di kastil Kerajaan Lumina. Hongjoong duduk di balkon kamarnya, memandangi taman luas yang dipenuhi bunga berwarna-warni. Tangannya dengan lembut mengusap perutnya yang membuncit. Bayi kecil yang sedang tumbuh di sana menjadi pengingat bahwa hidupnya akan berubah selamanya.
Hongjoong adalah Pangeran Kerajaan Lumina—bukan hanya keturunan kerajaan biasa, tetapi juga seorang yang diberkati oleh Dewi Cahaya. Selama berabad-abad, keluarga kerajaan mereka memiliki kemampuan magis untuk mengendalikan sinar matahari. Namun, keberkahan itu datang dengan tanggung jawab besar, terutama bagi Hongjoong yang masih merasa sulit memahami perannya sebagai calon raja.
Di tengah lamunannya, pintu kamar tiba-tiba terbuka.
"Joong!" seru suara ceria yang familiar. Wooyoung, ksatria pribadi Hongjoong, masuk dengan membawa nampan penuh makanan. Senyumnya lebar seperti biasanya, dan matanya berkilau penuh semangat. "Kau harus makan. Bayimu juga butuh energi."
Hongjoong menoleh, mendesah kecil. "Wooyoung, aku sudah bilang, aku bisa makan sendiri. Kau tidak perlu terus-terusan menjagaku seperti ini."
"Aku tidak menjagamu. Aku hanya memastikan kau tidak melewatkan sarapan lagi," balas Wooyoung sambil meletakkan nampan di meja.
Hongjoong mendengus, tapi senyumnya perlahan muncul. Wooyoung selalu seperti itu—keras kepala, ceroboh, tetapi penuh perhatian.
"Kenapa kau selalu bersikap seakan aku ini rapuh?" tanya Hongjoong sambil menyuap roti panggang yang sudah dioles mentega.
"Karena kau adalah orang yang paling berharga di dunia ini," jawab Wooyoung tanpa ragu.
Hongjoong merasa wajahnya memerah, tetapi ia berpura-pura tidak mendengar. Hubungannya dengan Wooyoung memang rumit. Sebagai ksatria, Wooyoung harusnya menjaga jarak, tetapi sejak mereka kecil, ia selalu berada di sisi Hongjoong—bukan hanya sebagai pelindung, tapi juga sahabat dan, diam-diam, cinta pertamanya.
"Bagaimana perasaanmu hari ini?" Wooyoung bertanya sambil menarik kursi dan duduk di seberangnya.
Hongjoong mengusap perutnya sekali lagi. "Aku merasa baik. Tapi aku masih khawatir… bagaimana kalau aku tidak bisa menjadi orang tua yang baik? Aku bahkan tidak tahu bagaimana caranya menjadi raja yang baik."
Wooyoung mengulurkan tangan, menggenggam tangan Hongjoong di atas meja. "Kau akan menjadi luar biasa, Joong. Kau selalu melindungi orang lain, meskipun kau merasa takut. Kau kuat, lebih dari yang kau pikirkan."
Kata-kata Wooyoung membuat Hongjoong terdiam. Ia tahu Wooyoung tulus, tetapi rasa takutnya tetap sulit untuk diabaikan.
Mereka berdua berjalan ke taman belakang kastil untuk menikmati udara segar. Wooyoung dengan sabar berjalan di sisi Hongjoong, siap menangkapnya kalau-kalau ia kehilangan keseimbangan.
Namun, ketenangan mereka tidak berlangsung lama. Dari langit, seekor makhluk besar bersayap muncul, mengeluarkan suara gemuruh yang mengguncang tanah. Seekor wyvern hitam mendarat dengan keras, menghadap langsung ke arah mereka.
"Joong, mundur!" Wooyoung segera berdiri di depan Hongjoong, pedangnya terhunus.
Wyvern itu menggeram, matanya bersinar merah, tampak dipengaruhi oleh sihir gelap. Ia menyerang tanpa peringatan, menerjang ke arah mereka.
Hongjoong, meskipun tidak dalam kondisi terbaiknya, segera mengangkat tangannya. Cahaya keemasan memancar dari telapak tangannya, membentuk penghalang pelindung.
"Wooyoung, aku bisa membantu!" teriaknya.
"Tidak, fokuslah melindungi dirimu sendiri!" balas Wooyoung sambil melompat menghindari cakar wyvern. Dengan gerakan cepat, ia mengayunkan pedangnya, melukai sayap makhluk itu.
Namun, wyvern itu tidak menyerah. Ia mengeluarkan napas api yang memaksa Hongjoong melindungi diri dengan sihirnya. Sementara itu, Wooyoung terus bertarung dengan keberanian yang luar biasa, melompat ke punggung wyvern dan menusukkan pedangnya ke punggung makhluk itu.
Dengan raungan terakhir, wyvern itu runtuh ke tanah, menghilang menjadi abu.
Hongjoong berlari ke arah Wooyoung, napasnya terengah-engah. "Kau baik-baik saja?"
Wooyoung tertawa kecil, meskipun ada darah di pelipisnya. "Tentu saja. Tidak ada yang bisa menjatuhkanku."
Hongjoong mendesah lega, tetapi amarahnya segera muncul. "Kau bodoh! Bagaimana kalau kau terluka parah? Aku—" Ia berhenti, matanya memerah karena air mata yang mulai menggenang. "Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpa dirimu."
Wooyoung terkejut melihat Hongjoong menangis, tetapi ia segera menarik pangeran itu ke dalam pelukannya. "Hei, aku baik-baik saja. Aku di sini. Aku akan selalu di sini untukmu."
Hongjoong membiarkan dirinya terisak di dada Wooyoung. "Aku takut. Bukan hanya karena bayi ini, tapi juga karena aku tidak ingin kehilanganmu. Kau terlalu penting bagiku."
Wooyoung mengusap rambut Hongjoong dengan lembut, membiarkannya menenangkan diri. "Kau tidak akan pernah kehilangan aku, Joong. Aku berjanji, aku akan selalu bersamamu."
Mereka duduk bersama di bawah pohon besar di taman, memandangi bintang-bintang yang bersinar terang di langit.
"Wooyoung," Hongjoong memulai dengan suara pelan. "Kalau aku bertanya sesuatu, kau harus jujur."
"Apa pun," jawab Wooyoung sambil tersenyum.
"Kau mencintaiku?"
Pertanyaan itu membuat Wooyoung terdiam sejenak, tetapi kemudian ia mengangguk. "Aku mencintaimu, Joong. Aku selalu mencintaimu. Sejak kita kecil, aku tahu kau adalah orang yang ingin kulindungi, bukan hanya sebagai ksatria, tapi juga sebagai seseorang yang kucintai."
Hongjoong merasa hatinya melunak mendengar pengakuan itu. "Aku juga mencintaimu, Woo. Dan aku ingin kau tahu… aku ingin kita melewati ini bersama. Bukan hanya sebagai pangeran dan ksatria, tapi sebagai keluarga."
Wooyoung menggenggam tangan Hongjoong erat. "Kita sudah menjadi keluarga, Joong. Dan aku berjanji, saat matahari terbit besok, semuanya akan terasa lebih baik."
Hongjoong tersenyum, memandang ke arah cakrawala. Matahari akan terbit, membawa hari baru, harapan baru, dan cinta yang tidak pernah pudar.

KAMU SEDANG MEMBACA
MYRTLE 🌸 bottom!Hongjoong [⏯]
Fanfictionbottom!Hongjoong / Hongjoong centric Buku terjemahan ©2018, -halahala_