Hongjoong berdiri di dapur mungil apartemennya, memegang sebuah cangkir kopi yang sudah dingin sejak satu jam lalu. Pandangannya terpaku pada kotak kecil di meja. Kotak itu biru pastel dengan pita putih sederhana di atasnya. Di dalam kotak itu, terletak sesuatu yang ia tahu akan mengubah hidupnya—sebuah alat uji kehamilan.
“Sialan, kenapa ini harus terjadi padaku?” gumamnya, tangannya gemetar saat ia mencoba mengambil kotak itu.
Pintu dapur terbuka dengan suara keras, mengalihkan perhatian Hongjoong. Mingi masuk dengan santai, membawa setumpuk kantong belanja. “Joong, kau tidak akan percaya! Aku dapat diskon besar di pasar malam! Lihat ini, aku beli tiga set cangkir, bonus satu—kenapa wajahmu seperti itu?”
Hongjoong membeku, mencoba menyembunyikan kotak itu di belakang punggungnya. “Wajahku kenapa?”
“Seperti kau baru saja melihat alien,” jawab Mingi, mendekat sambil menaruh kantong belanja di meja.
“Aku hanya…” Hongjoong mencoba mencari alasan, tapi otaknya seakan mogok. “Pusing karena kopi dingin.”
Mingi mengerutkan kening, matanya menatap curiga. “Kopi dingin? Kau yakin tidak ada yang lain?”
Hongjoong mengangguk terlalu cepat, yang tentu saja membuat Mingi semakin curiga.
“Joong,” Mingi mencondongkan tubuh, menatapnya dalam-dalam. “Kau menyembunyikan sesuatu.”
“Tidak ada apa-apa!” Hongjoong hampir berteriak, tapi suaranya melengking di akhir, membuat wajah Mingi berubah dari curiga menjadi geli.
“Tunggu.” Mingi melirik meja dan melihat sudut kecil kotak biru itu mengintip dari belakang Hongjoong. “Apa itu?”
“Tidak ada!” Hongjoong mencoba menghalangi, tapi Mingi yang dua kali lebih tinggi darinya dengan mudah meraih kotak itu.
Mingi membaca tulisan di kotak tersebut. Wajahnya awalnya tampak bingung, lalu berubah menjadi kaget, dan akhirnya sebuah senyum lebar muncul. “Joong, kau serius? Ini… ini apa yang aku pikirkan?”
Hongjoong menutup wajahnya dengan tangan, merasa ingin menghilang dari dunia ini. “Aku tidak tahu. Aku belum—aku belum memeriksanya. Aku terlalu takut.”
Mingi menaruh kotak itu dengan lembut di meja dan memegang bahu Hongjoong. “Kau tidak perlu takut.”
Hongjoong mengintip dari sela-sela jarinya. “Kau yakin? Kau tidak akan kabur?”
Mingi terkekeh, lalu menarik Hongjoong ke dalam pelukan besar. “Joong, aku mungkin payah dalam banyak hal, tapi aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Kau tahu itu.”
Hongjoong terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. “Baiklah. Aku akan melakukannya.”
Lima menit kemudian, mereka berdua duduk di lantai kamar mandi, menatap alat uji itu dengan intensitas seolah-olah itu adalah bom yang akan meledak.
“Kenapa ini lama sekali?” keluh Mingi, meski baru satu menit berlalu.
Hongjoong memukul pelan lengan Mingi. “Diam. Kau malah membuatku makin tegang.”
Mingi mencoba tertawa, tapi jelas ia juga sama gugupnya. “Apa pun hasilnya, kita tetap tim, kan?”
Hongjoong menghela napas panjang, menatap Mingi. “Kau bilang begitu, tapi kalau hasilnya positif, kau harus jadi orang yang pergi belanja popok di tengah malam.”
“Deal,” jawab Mingi sambil tertawa kecil.
Akhirnya, alat uji itu berbunyi. Mereka berdua membungkuk untuk melihat hasilnya. Hongjoong menutup mulutnya dengan tangan, sementara Mingi membeku.
“Itu… dua garis,” bisik Hongjoong, matanya melebar.
Mingi terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba tertawa keras. “Kita berhasil, Joong! Kita akan punya bayi!”
Hongjoong hanya bisa menatapnya dengan bingung. “Kau bahagia?”
“Tentu saja! Apa yang lebih beruntung daripada punya bayi denganmu?”
Hongjoong tersenyum kecil, meski wajahnya masih penuh kebingungan. “Kau benar-benar aneh.”
Mingi mengangkat Hongjoong dari lantai dan memutarnya dengan antusias. “Aneh atau tidak, aku cinta kau, dan aku cinta bayi kita.”
Hongjoong tertawa, meski ia berteriak, “Berhenti, Mingi! Aku pusing!”
Mingi menurunkannya perlahan, menatapnya dengan lembut. “Joong, aku tahu ini menakutkan. Tapi kau percaya padaku, kan?”
Hongjoong mengangguk pelan. “Aku percaya padamu.”
Hongjoong menyadari bahwa mungkin ia benar-benar beruntung. Tidak hanya karena ia akan menjadi orang tua, tapi karena ia punya Mingi di sisinya—pria yang, meskipun ceroboh dan aneh, selalu berhasil membuatnya merasa aman.

KAMU SEDANG MEMBACA
MYRTLE 🌸 bottom!Hongjoong [⏯]
Fanfictionbottom!Hongjoong / Hongjoong centric Buku terjemahan ©2018, -halahala_