“Kau tahu, ini gila, bukan?” Yunho memecahkan keheningan di ruangan kecil itu. Ia duduk di sudut, keringat membasahi pelipisnya, menatap Hongjoong yang terbaring lemah di ranjang. Napas Hongjoong terdengar berat, perutnya yang membesar naik turun dengan ritme yang tidak teratur.
Hongjoong tersenyum samar, meski wajahnya pucat. “Kau sudah bilang itu sepuluh kali sejak tadi pagi. Kau mau ulangi lagi? Aku tidak keberatan.”
Yunho menghela napas panjang, mengusap wajahnya. “Aku serius, Joong. Ini bukan cuma gila, ini di luar akal sehat. Kau hamil, di tengah wabah Lassa Fever, dan aku bahkan tidak tahu bagaimana kita sampai di sini.”
“Aku juga tidak tahu, Yun,” balas Hongjoong, menutup matanya sejenak. “Tapi kau di sini. Itu sudah cukup.”
Yunho bangkit dari kursinya, melangkah ke jendela kecil di sudut ruangan. Di luar, suara sirene terdengar samar, tanda bahwa dunia di luar sana sedang kacau balau. “Kita seharusnya ada di rumah sakit, Joong. Kau tahu itu. Tapi tidak, kau bilang kau ingin melahirkan di sini. Di tempat ini.”
Hongjoong membuka matanya perlahan, menatap Yunho dengan lemah tapi penuh keyakinan. “Di sini aku merasa aman. Dan aku butuh kau di sini, Yunho. Bukan dokter, bukan perawat. Kau.”
Yunho memalingkan wajahnya, matanya berkaca-kaca. “Bagaimana kalau aku tidak cukup baik? Bagaimana kalau aku tidak bisa melindungi kau dan... anak kita?”
Hongjoong tertawa kecil, suara itu hampir seperti bisikan. “Kau selalu cukup baik, Yun. Kau mungkin terlihat seperti pria yang tidak tahu caranya mengupas apel, tapi kau punya hati yang besar. Itu yang aku butuhkan.”
Yunho memutar badannya, menatap Hongjoong dengan ekspresi penuh rasa bersalah. “Aku tidak pernah mengira semuanya akan sampai sejauh ini. Maksudku... kita? Anak? Dan sekarang wabah yang bahkan dokter pun takut?”
“Hidup memang tidak pernah memberi kita rencana yang jelas, Yun. Tapi kau selalu ada di sisiku. Itu sudah lebih dari cukup.”
Yunho mendekati ranjang, duduk di tepiannya, lalu menggenggam tangan Hongjoong yang dingin. “Aku akan mencoba, Joong. Aku akan melakukan apa pun yang bisa kulakukan. Tapi kau harus janji satu hal padaku.”
“Apa itu?” tanya Hongjoong, matanya penuh kepercayaan.
“Kau tidak boleh menyerah. Tidak sekarang. Tidak setelah semua yang sudah kita lalui.”
Hongjoong tersenyum kecil. “Aku tidak pernah berpikir untuk menyerah, Yun. Aku masih punya satu malaikat terakhir yang harus aku bawa ke dunia ini.”
Yunho mengernyit. “Malaikat terakhir? Apa maksudmu?”
Hongjoong menatap perutnya, tangannya perlahan mengusap kulit yang menegang itu. “Anak ini... dia akan jadi harapan terakhir kita. Di dunia yang penuh kekacauan, mungkin dia yang akan membawa perubahan. Aku hanya merasa... dia istimewa.”
Yunho terdiam, menatap Hongjoong dengan campuran kekhawatiran dan keheranan. “Kau terlalu banyak berpikir, Joong. Dia hanya bayi. Dia butuh orang tua yang mencintainya, itu saja.”
“Dan itu yang akan dia dapatkan,” jawab Hongjoong pelan. “Aku tahu kau takut, Yun. Aku juga. Tapi kita harus percaya.”
Saat itu, sebuah suara keras dari luar ruangan mengganggu keheningan mereka. Yunho melirik pintu dengan waspada, tapi Hongjoong memanggilnya kembali dengan suara lemah. “Yunho...”
“Ya?” Yunho berbalik, tatapannya penuh perhatian.
“Terima kasih.”
“Untuk apa?”
“Untuk tetap di sini. Untuk tetap mencintaiku, meski dunia ini tampaknya sudah tidak punya alasan untuk terus berjalan.”
Yunho menunduk, mencium punggung tangan Hongjoong dengan lembut. “Kau adalah alasanku, Joong. Dan sekarang, kita punya alasan lain. Malaikat kecil ini.”
Hongjoong tersenyum lagi, meski matanya mulai berat. “Kau selalu punya cara untuk membuatku percaya, Yun. Jangan pernah berubah.”
Di luar, sirene semakin keras. Tapi di dalam ruangan kecil itu, hanya ada mereka berdua, bersama harapan yang masih menyala di tengah kegelapan. Malaikat terakhir mereka, belum lahir, tapi sudah membawa cahaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MYRTLE 🌸 bottom!Hongjoong [⏯]
Fanfictionbottom!Hongjoong / Hongjoong centric Buku terjemahan ©2018, -halahala_