Hongjoong mengerang saat duduk di depan kloset, menggenggam tepinya saat terus muntah. Akhir-akhir ini ia merasa mual karena suatu alasan. Terus-menerus muntah dan tidak tahu kenapa.
Ia tidak tahu apa itu sejenis sakit perut yang membuatnya muntah, tapi apapun itu, ia harap semua ini berakhir, jadi tidak akan mengganggu latihan dance dengan Seonghwa.
Setelah mengosongkan isi perutnya, ia menyiram kloset dan berjalan ke wastafel untuk membasuh mulutnya. Ia baru saja selesai menggosok gigi saat Seonghwa berjalan melewati kamar mandi.
"Joongie, siap pergi?"
"Ya," jawab Hongjoong sambil meletakkan sikat giginya dan berjalan menghampiri Seonghwa, kemudian menautkan tangan mereka lalu berjalan menuju ruang tengah dorm.
Seonghwa membuka pintu depan dan mereka berjalan keluar menuju tempat latihan. Mereka mendapatkan libur, jadi bisa melakukan apapun yang diinginkan, dan sementara member lain bersantai, mereka berdua ingin melakukan beberapa latihan tambahan.
Sampai di ruang latihan, Seonghwa menghubungkan ponselnya ke sound system dan memutar musik untuk peregangan dan pemanasan sebelum berlatih.
"Mau lagu apa dulu?" Tanya Seonghwa.
Hongjoong berpikir sejenak, kemudian memutuskan untuk berlatih Wonderland lalu Answer.
Seonghwa mengangguk saat selesai pemanasan dan berjalan menuju ponselnya, lalu memutar lagu Wonderland.
Ia menghampiri Hongjoong lagi dan mereka berlatih. Awalnya semuanya berjalan lancar sampai tiba-tiba Hongjoong merasa pusing.
Ia berhenti dan berkedip beberapa kali.
"H-hwa," panggil Hongjoong lemah, menarik perhatian kekasihnya, lalu merasa kakinya melemas dan ia terjatuh karena tak sadarkan diri.
Ketika membuka mata saat sadar, ia berada di rumah sakit.
Ia menoleh pada Seonghwa yang duduk di dekatnya.
"Hwa?"
Seonghwa mendongak dan tersenyum.
"Kau baik-baik saja sayang?"
"Ya. Tapi apa yang terjadi?"
"Kau pingsan saat latihan dan ketika aku membangunkanmu, kau tidak bergerak, jadi aku memanggil ambulans karena aku sangat khawatir." Seonghwa menyisir rambut yang menutupi wajah Hongjoong.
"Maaf, aku hanya pusing. Aku juga sering muntah akhir-akhir ini."
"Kenapa tidak bilang?!"
"Maaf, kukira itu hanya sakit perut biasa dan akan hilang begitu saja, tapi aku takut itu adalah sesuatu yang serius."
"Kita berada di rumah sakit, jadi bisa bertanya pada dokter tentang kondisimu." Seonghwa menekan tombol di dekat ranjang.
Tak lama dokter masuk.
"Sudah bangun rupanya."
Hongjoong mengangguk.
"Apa yang anda rasakan?"
"Baik-baik saja. Tapi apa anda bisa memeriksa saya? Karena saya merasa tidak begitu sehat dan mungkin itu alasan saya pingsan."
"Baik."
Setelah dokter selesai menjalankan beberapa tes pada Hongjoong, ia berjalan kembali ke ruangan dengan hasilnya.
Hongjoong memegang tangan Seonghwa, takut pada hasilnya.
"Anda hamil."
Mata Hongjoong dan Seonghwa membelalak mendengarnya.
"Hamil?"
Dokter mengangguk, membuat Hongjoong dan Seonghwa saling pandang.
"A-aku tidak mengharapkan ini."
"Aku juga," Seonghwa terkekeh, "tapi kita bisa melewatinya bersama," ujarnya membuat Hongjoong tersenyum.
"Kita akan punya bayi," ujar Hongjoong.
"Ya," semangat Seonghwa dan ia mengecup pelipis Hongjoong.
Hongjoong terbangun karena suara tangisan datang dari monitor bayi. Ia perlahan bangkit dari tempat tidur, berusaha sekuat tenaga untuk tidak membangunkan Seonghwa. Ia segera menuju kamar bayi tempat putranya berada. Hongjoong menguap saat masuk kamar bayi dan berjalan menghampiri boks tempat bayi kecil itu ditidurkan.
Ia mengerutkan kening ketika melihat putranya menangis, kemudian ia membungkuk, lalu mengambil bayinya dan memeluknya.
"Sssh... tidak apa-apa. Aku di sini," ujar Hongjoong lembut sambil menimang putranya, mencoba menenangkannya.
Ia duduk di kursi goyang dan menatap malaikat kecilnya.
Mengusap pipi tembam bayinya dengan jarinya dan tersenyum saat melihat putranya menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
Ia dengan lembut mengayunkan kursinya sambil dengan lirih melantunkan Star 1117. Saat menenangkan Hwajoong, ia mengingat beberapa hari lalu ia melahirkannya. Sangat sakit tapi ia bersyukur ada Seonghwa di sisinya. Seonghwa tetap di sisinya selama proses persalinan. Memegang tangannya dan menghiburnya sambil mengucapkan kata-kata yang membesarkan hatinya yang membantunya melalui persalinan.
Sekarang mereka sudah menjadi orang tua baru untuk seorang putra yang tampan dan lucu. Meski mereka masih menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua dan dengan bayi baru lahir, itu sepadan.
Hongjoong tersenyum saat melihat Hwajoong tenang dan perlahan kembali tidur. Ia membungkuk dan dengan lembut mencium kening putranya, tidak menyadari Seonghwa berdiri di depan pintu, tersenyum lelah melihat anak laki-lakinya yang lucu.
Hongjoong bangkit dan berjalan menghampiri tempat tidur bayi untuk meletakkan Hwajoong kembali. Ia meletakkannya, kemudian mengecupnya lagi, saat Seonghwa berjalan mendekatinya lalu melingkarkan lengannya di pingang Hongjoong dan meletakkan dagu di bahunya.
Hongjoong tersenyum sambil menoleh pada Seonghwa.
"Hai."
"Hai. Kenapa kau tidak membangunkanku? Aku juga kan bisa turut menenangkannya."
"Aku tidak mau mengganggumu."
"Kau jarang sekali tidur saat hamil dan melahirkan, bahkan sekarang. Kau harus beristirahat dan biarkan aku yang merawatnya, oke sayang?"
"Oke." Setelah berkata begitu ia mencium Seonghwa, membuatnya tersenyum dan Seonghwa membalas ciuman Hongjoong.
"Bagus, sekarang ayo kita tidur lagi," ujar Seonghwa sambil melepaskan lengannya dari pinggang Hongjoong dan menautkan tangan mereka, lalu kembali ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MYRTLE 🌸 bottom!Hongjoong [⏯]
Fanficbottom!Hongjoong / Hongjoong centric Buku terjemahan ©2018, -halahala_