g: Lomba

6 0 0
                                    

Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya.
(H.R. Muslim)

Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an.
(H.R. Muslim)

Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf.
Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.

Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!

Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ra, Ara ikut lomba puisi, ya?"

Pemberitahuan untuk siswa-siswi yang mengikuti lomba puisi, sudah di umumkan untuk segera memasuki ruangan aula. Saat itu pula lah, ketika Syahida menyiapkan alat tulisnya, Lisa bertanya. Syahida memang tak memberi tahu Lisa bahwa ia akan ikut lomba.

"Iya, Lisa."

"Wahhh, semangat ya, Ara. Lisa doain Ara." Lisa memegang kedua pundak Syahida, berkata serius.

Syahida terkikik geli mendengar ucapan Lisa, namun sebisa mungkin ia tahan agar tawa nya tak meledak.

"Iya, makasih, ya, Lisa. Doa Lisa sangat berarti buat, Ara." Syahida mengikuti gaya bicara Lisa membuat Lisa sedikit tercengang dan akhirnya tertawa. Lucu membayangkan bagaimana Syahida berbicara tadi.

"Iya, Ra. Yaudah gih sana ke aula, ntar lambat lagi." Titah Lisa dibalas anggukan oleh Syahida.

"Bye, Ra." Ucap Lisa saat Syahida mulai berjalan menjauhinya.

Syahida menghela nafas pelan saat akan masuk ke aula. Mengucap lirih bismillah lalu berniat melangkahkan kakinya masuk. Bersaman dengan dirinya masuk, seorang lelaki juga turut masuk.

"Eh, Lo. Ikut lomba juga?" Tanya nya membuat Syahida memutar bola mata malas.

"Iya." Jawabnya singkat lalu mencari tempat duduk kosong. Paling belakang pojok menjadi incarannya. Segera ia dudukan bokongnya di kursi tersebut.

"Tidak ada yang kosong lagi." Ucap lelaki dengan kaca mata bulat itu sembari mendudukkan bokongnya di kursi samping Syahida. Lelaki yang tampak seperti orang yang sangat jenius jika seperti di novel-novel.

Syahida memerhatikan sekitar. Benar, tak ada bangku yang kosong lagi. Tapi dia tak ingin duduk bersebelahan dengan lelaki itu.

"Kesanakan lagi kursi, Lo!" Titah Syahida dingin.

"Oh-oke."

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Suara seorang guru membuka acara dan dibalas kompak oleh murid yang mempunyai kepercayaan yang sama.

"Alhamdulillah kita masih diberi kesehatan, kesempatan untuk berkumpu di aula ini dalam rangka mengikuti lomba puisi antar kelas di bulan ini. Tanpa berlama-lama lagi langsung saja kita mulai lomba nya."

Impian Putra Pak Ketua Komite [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang