L: Penyelesaian Misi I

6 0 0
                                    

Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya.
(H.R. Muslim)

Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an.
(H.R. Muslim)

Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf.
Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.

Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!

"Assalamu'alaikum," salam Syahida sembari mengetuk pintu besar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamu'alaikum," salam Syahida sembari mengetuk pintu besar itu.

Dua kali mengucap salam di iringin ketukan, akhirnya pintu itu terbuka. Menampilkan raga berbadan kekar, berwajah menenangkan.

"Wa'alaikumussalam. Kamu—"

Syahida menampilkan senyum tipisnya. Ada rasa grogi yang menggerogoti nya.

"Iya, Pak. Saya siswi SMA Ugahari. Apakah bapak tengah sibuk? Jika tidak, Saya dan teman Saya ingin bertanya sesuatu pada bapak."

Pak komite itu menatap teman yang dimaksud Syahida. Bibirnya ter-ulas membentuk senyum, teramat tipis. Melihat wajah Aarav, ia mengerti bahwa remaja itu tak menginginkan gadis itu tau mengenai dirinya.

"Tidak, Saya tidak sedang sibuk. Mari, mari masuk. Saya sangat senang jika ada siswa-siswi yang mengunjungi rumah, Saya." Ucap pak komite ramah mempersilahkan Syahida dan Aarav memasuki rumah besarnya.

"Ani, siapkan minum dan cemilan!" Titahnya pada pembantunya. Syahida merasa tak enak dibuatnya.

"Pak, tidak usah repot-repot. Kami hanya sebentar saja." Syahida menyenggol lengan Aarav yang duduk disebelahnya. Memberikan kode. Mengapa pula laki-laki itu sedari tadi hanya diam?

"I-iya. Tidak usah repot-repot, Pak. Kami sudah makan tadi," ucapnya menimpali.

"Heh, ini hanya makanan ringan. Tidak akan membuat kalian bertambah gendut." Seloroh pak komite.

Cemilan serta minuman telah terhidang di meja ruang tamu itu. Aarav mengedipkan matanya pada pembantu itu. Memberikan kode.

"Ayo-ayo dimakan. Syahida, Aarav, silakan dinikmati." Syahida benar-benar merasa tak enak sekarang. Ia tatap Aarav yang ternyata telah mengambil cemilan itu. Aarav yang meminum minumannya dibuat heran dengan tatapan tajam Syahida.

"Apa?" Sorot mata Aarav menyiratkan pertanyaan, sedangkan Syahida hanya bisa mendumel dalam hatinya.

Baiklah, ini bukan waktunya berdebat. Meminum sedikit minumannya, lalu bergegas membuka suara.

"Sebelumnya maafkan kami yang menganggu waktu istirahat bapak. Sebenarnya kedatangan kami, ingin bertanya beberapa hal pada bapak. Tanpa mengurangi rasa hormat kami, kami harap bapak bersedia memberikan jawabannya." Syahida berucap sopan namun dengan nada datarnya.

Impian Putra Pak Ketua Komite [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang