Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya.
(H.R. Muslim)Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an.
(H.R. Muslim)Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf.
Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!
Cahaya matahari masuk menerobos ke sebuah kamar di lantai dua. Celah jendela yang membuatnya bisa masuk. Seorang lelaki tersentak dari tidurnya kala mimpi itu kembali datang bak tamu tak di undang.
"CK. Kenapa gue tidur lagi sih sesudah subuh?!" Gumamnya menyingkap selimut lantas beranjak dari kasur.
Haruskah dia sekolah hari ini?
Akhirnya lelaki itu memutuskan untuk keluar terlebih dahulu dari kamar. Membuka pintu dan dikejutkan oleh dua pria yang telah berdiri di depan pintu kayu tersebut.
"Papa, Ayah? Ada apa pagi-pagi ke kamar, Aarav?" Tanyanya bingung.
"Aarav mandilah, lalu temui kami di ruang keluarga." Ucapan Arta membuat lelaki itu semakin merasa bingung. Tapi, tak ingin bertanya dulu apalagi membantah, remaja itu mengangguk singkat, membuat Arta dan Yama meninggalkannya.
Perasaan Aarav menjadi tak enak kala Yama menyempatkan menepuk pundaknya sebelum berlalu dari kamarnya. Apakah ada sesuatu?
Buru-buru mandi, memakai kaos polos dan celana jeans nya, Aarav turun dan mengahadap kedua pria itu di ruang keluarga.
"Aarav,"
"Ada apa, Pa, Yah?"
Yama berdiri dari duduknya, menghampiri Aarav yang masih berdiri. Memegang kedua pundak remaja itu demi mencegah jatuh pabila lelaki itu mengalami shock.
"Aarav, Syahida telah di temukan." Mata remaja itu seketika tampak berbinar. Gadis nya itu kuat, jadi tidak mungkin jika masalah kecil itu membuatnya jatuh hingga tak bisa kembali.
"Ditemukan dengan nyawa yang telah tiada."
Deg
Katakan jika remaja itu bermimpi! Tolong, dia memaksa.
"Ayah jangan bercanda. Papa, bilang sama Ayah kalo Syahida baik-baik aja." Aarav mendatangi Arta yang telah bangkit dari duduknya.
Bukannya mengatakan apa yang Aarav pinta, ia malah mendekap putranya itu erat. Aarav berontak dalam pelukan itu. Tidak, itu tidaklah kenyataannya. Dia menolak mentah pernyataan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian Putra Pak Ketua Komite [TAMAT]
Teen Fiction"Omong-omong, ayah Lo sebegitu sukanya sama diksi bahasa Indonesia, sampai-sampai nama Lo dari kutipan diksi dan sansekerta? Aneh banget! Lagian Lo, suka kok sama tulisan?" "Eh, Lo ga nyadar apa emang tolol? Nama Lo juga banyak diksi nya. Dan asal L...