Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya.
(H.R. Muslim)Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an.
(H.R. Muslim)Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf.
Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!
Pembagian raport hari ini di sekolah SMA Ugahari. Satu-satu orang tua murid telah keluar dari kelas anak nya masing-masing ketika telah selesai menerima raport anaknya.
Syahida menemui ayahnya yang baru saja keluar dari dalam kelasnya.
"Ayah, apa nilainya membuat kecewa lagi?" Tanya gadis itu ragu sembari berjalan menggandeng sebelah lengan ayahnya.
"Tidak juga. Sepertinya kau sudah mengurangi kegiatan bolos, mu."
Syahida tertawa kecil mendengarnya. Koridor saat itu lumayan sepi. Banyak yang sudah pulang.
"Yama,"
Sang ketua komite memanggil di belakang ayah dan anak itu.
"Kau sudah selesai mengambil raport anak gadis, mu?" Arta lebih mendekat.
"Sudah. Kau, bagaimana?"
"Iya, sudah. Selamat, Syahida. Kau menjadi kakak kelas sekarang." Arta menepuk lembut kepala Syahida yang tertutup hijab berwarna cokelat itu.
"Terimakasih, Om." Syahida menampilkan cengirannya.
"Dimana, Aarav?" Tanya Yama ketika sadar tak ada anak temannya di situ.
"Owh, dia pamit untuk ketemu teman-teman nya dulu. Di kantin atau di rooftop mungkin."
"Owh." Yama mengangguk-anggukkan kepalanya kecil. Sementara Syahida, ia seperti tak minat mendengar pembicaraan itu.
"Syahida, kau dan Aarav ingin saling bertemu sebelum keluarga kita bertemu nanti malam?" Tanya Arta membuat Syahida menelan salivanya susah payah.
"Syahida rasa ga usah, Om. Kita udah cukup bicara di rumah sakit waktu itu."
Ya, Syahida dan Aarav memang tak pernah berbicara satu sama lain lagi paska perbincangan panjang di rumah sakit. Mereka juga tak pernah bertemu saat Yama telah dibolehkan pulang. Saat di sekolah, mereka sebisa mungkin menjauh satu sama lain. Berpaling dengan cepat ketika tak sengaja saling berpandangan. Tidak ada masalah yang besar, mereka hanya perlu waktu untuk menerima ini semua.
"Baiklah, kalo begitu kami pulang dulu. Sampai bertemu nanti malam."
"Iya. Kalian hati-hati. Sampai bertemu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian Putra Pak Ketua Komite [TAMAT]
Genç Kurgu"Omong-omong, ayah Lo sebegitu sukanya sama diksi bahasa Indonesia, sampai-sampai nama Lo dari kutipan diksi dan sansekerta? Aneh banget! Lagian Lo, suka kok sama tulisan?" "Eh, Lo ga nyadar apa emang tolol? Nama Lo juga banyak diksi nya. Dan asal L...