G: Minggu Bersama Ayah

8 0 0
                                    

Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya.
(H.R. Muslim)

Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an.
(H.R. Muslim)

Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf.
Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.

Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!

Jangan lupa untuk Play — 🎧My Little Girl -Tim McGraw🙌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa untuk Play — 🎧My Little Girl -Tim McGraw🙌


Malam hari di Jakarta. Tepatnya pukul 22.00 wib. Seorang gadis tengah duduk melamun di bangku teras rumahnya. Menunggu sosok yang ia cintai pulang. Ini malam minggu, tapi bagi gadis itu, semua malam terasa sama.

"Assalamualaikum." Suara salam seseorang membuat matanya berbinar. Ia hampiri raga itu. Menjawab salam lalu mengambil tangan sang ayah untuk ia kecup.

"Ayah, udah makan?" Tanya nya langsung pada sosok pria berbadan kekar di hadapannya.

"Udah. Syahida, gimana? Maaf ya, ayah pulang terlambat." Nada itu terdengar menyesal.

"Udah, Yah. Tapi, heh! Mengapa kau minta maaf, Pak Tua? Bukankah kau selalu mengulangi kesalahan yang sama? Lalu, untuk apa kau minta maaf malam ini, hanya demi untuk mengulangi hal yang sama besok malam?!" Syahida melotot galak, tak lupa tangannya sebelah kanan ia letakkan di pinggang. Seperti ibu-ibu yang mengomel saat anaknya pulang bermain terlalu lama.

Yama tersenyum, lelah nya seakan hilang mendengar suara anak gadisnya. Ia rentangkan tangannya, bersiap menyambut sang putri. Syahida, gadis itu tersenyum masuk ke dekapan sang ayah. Dekapan yang selalu membuatnya rindu kala berpisah dengan ayahnya.

"Ada apa?" Yama bertanya kala mereka telah duduk di sofa ruang tamu. Wajah murung Syahida membuatnya heran sehingga bertanya.

"Ayah, Syahida ga mau makan ayam." Yama mengulum senyumnya.

"Jadi, mau makan apa?" Tanyanya lembut kepada sang putri. Sebenarnya ia tahu apa yang diingkan putrinya itu, tapi apa salah nya pura-pura tidak tahu?

"Ayah, ayo pergi memancing besok. Kita akan makan siang dengan ikan yang segar." Mata Syahida berbinar mengatakan idenya. Sudah lama sekali ia dan ayah nya tidak pergi memancing.

Yama pura-pura berpikir. Wajahnya di buat seakan tak setuju demi melihat ekspresi tegang sang putri.

"Hm, bagaimana, ya?" Yama mengetuk-ngetukkan jarinya ke dagu. Berpikir.

"Ayolah, Ayah." Pinta Syahida.

"Baik. Tapi besok malam kau harus praktikkan jurus silat, mu. Ayah ingin tahu, apakah kau masih mengingatnya atau tidak. Setuju?"

Impian Putra Pak Ketua Komite [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang