Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya.
(H.R. Muslim)Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an.
(H.R. Muslim)Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf.
Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!
Satu tahun lebih, pendidikan itu telah selesai. Suka duka mengalami hidup di negeri orang membuat Aarav lebih banyak belajar. Belajar artinya syukur, terutama. Ia masih mempunyai ayah yang senantiasa menunggunya di rumah. Di negara orang, ia merasakan betapa berharga nya orang terdekat walau hanya satu orang.
"Assalamualaikum, Papa, Ayah." Salam lelaki itu ucapkan ketika panggilan video nya telah tersambung.
"Wa'alaikumussalam." Dua pria di seberang sana menjawabnya kompak. Tampak tersenyum.
"Papa, Ayah, Aarav udah lulus!!" Serunya membuat senyum orang tua itu semakin melebar.
"Selamat, Jagoan. Papa tau kamu bisa." Arta berucap bangga.
Begitu juga Yama, yang turut merasa bangga akan pencapaian Aarav. "Ayah bangga padamu, Aarav. Selamat, ya."
Aarav tersenyum mendengar ucapan dari kedua ayahnya. Andai orang yang ia cintai juga bisa memberikannya ucapan selamat.
"Aarav, kamu baik-baik saja?" Tanya Yama yang menyadari perubahan ekspresi Aarav.
"Iya, Ayah. Aarav baik-baik saja," jawabnya pelan berusaha untuk tenang.
"Jadi, kau akan pulang ke Indonesia, Jagoan."
Hening
Aarav tak merespon ucapan Arta hingga pria tua itu bertanya.
"Ada apa?" Wajah kedua orang tua itu tampak berkerut bingung.
"Papa, Ayah, Aarav belum memutuskan untuk pulang. Aarav akan mengabdi di langit Amerika Serikat ini dulu hingga—Aarav memutuskan untuk pulang ke tanah air." Nada itu terdengar santai namun terkesan tegas.
Yama dan Arta tampak saling tatap hingga lima detik setelahnya saling melempar senyuman tipis. Menatap kembali layar ponsel, keduanya mengangguk kompak.
"Lakukan apa yang menurutmu benar, Nak."
Laki-laki dengan baju pilot itu tersenyum tipis.
ʘ‿ʘ✈️ʘ‿ʘ
Satu tahun 5 bulan, telah berlalu.
Salah satu pantai di Amerika Serikat kala itu pukul 20.45 waktu setempat. Seorang lelaki tengah memandang hamparan ombak yang begitu besar. Sesekali air nya menghantam kaki lelaki itu yang berada di bawah batu karang. Ya, dia sedang duduk di atas baru karang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian Putra Pak Ketua Komite [TAMAT]
Novela Juvenil"Omong-omong, ayah Lo sebegitu sukanya sama diksi bahasa Indonesia, sampai-sampai nama Lo dari kutipan diksi dan sansekerta? Aneh banget! Lagian Lo, suka kok sama tulisan?" "Eh, Lo ga nyadar apa emang tolol? Nama Lo juga banyak diksi nya. Dan asal L...