Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya.
(H.R. Muslim)Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an.
(H.R. Muslim)Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf.
Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!
Hari berlalu dengan cepat. Hari ini adalah hari dimana kembali para siswa memasuki sekolah. Pagi ini, di rumah besar milik pak ketua komite, dua remaja itu sedang bergaduh kecil. Ya, seperti biasanya.
"Lo lihat dasi gue ga, Sya?" Aarav bertanya berteriak disebabkan Syahida yang berada di kamar mandi. "Astaghfirullah. Di kamar mandi mana boleh ngomong, makanya tu anak ga nyaut. Tapi apa salahnya sih jawab sebentar doang?" Gerutu Aarav.
Syahida keluar dari kamar mandi, sudah rapi dengan seragam putih abu-abu. Ya, hari ini ia memang tidur di kamar Aarav. Sebab hendak sekolah, agar tak terlambat untuk ke kamar mandi. Karena biasanya laki-laki itu lama membukakannya pintu. Setelah menikah dan malam pertama Syahida tertidur di kamar Aarav, baru hari ini Syahida tidur di kamar itu lagi. Ia akan memasuki kamar Aarav pagi-pagi, walaupun laki-laki itu lama membukakan pintu, tapi itu cukup untuk tidak membuat Arta curiga bahwa mereka tidak sekamar. Pria itu memang tak mengetahui bahwa Syahida tidur di kamar sebelah Aarav. Pikir Syahida dan Aarav.
Hijab gadis itu juga sudah rapi menutupi rambut panjang nya dan menutupi dadanya. "Lo teriak apa sih?" Tanya Syahida santai melihat ke arah Aarav yang tengah meroster buku di meja belajar.
"Dasi, gue." Aarav menjawab singkat.
Syahida mengedarkan pandangannya. Mencari dasi yang Aarav maksud. Tertawa demi melihat dasi yang Aarav cari ternyata bertengger di kepala lelaki itu sendiri.
Aarav mengernyitkan dahinya. "CK, Lo kok malah ketawa?"
Syahida mendekat. Sedikit menjinjit untuk mengambil dasi yang berada di atas kepala Aarav. Bagaimana bisa lelaki itu tak menyadarinya?
"Nih. Dasi, Lo!"
"Lah, kok?"
"Makanya. Jangan terlalu terburu-buru. Gitu 'kan jadinya."
Aarav menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Merasa malu.
"Udah, Lo siap-siap gih. Jangan ketawa mulu." Kesal Aarav saat melihat Syahida yang masih tertawa.
"Haha. Lo liat disi giwi gik, syi?!" Syahida malah semakin tertawa memperagakan suara Aarav yang bertanya padanya tadi.
"CK. Aisyyy—Syahida!!" Geram Aarav mendekat ke gadis itu. Syahida langsung berlari kala melihat wajah Aarav yang memerah. Kesal bercampur malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian Putra Pak Ketua Komite [TAMAT]
Teen Fiction"Omong-omong, ayah Lo sebegitu sukanya sama diksi bahasa Indonesia, sampai-sampai nama Lo dari kutipan diksi dan sansekerta? Aneh banget! Lagian Lo, suka kok sama tulisan?" "Eh, Lo ga nyadar apa emang tolol? Nama Lo juga banyak diksi nya. Dan asal L...