q: Tetap Pantau

3 0 0
                                    

Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya.
(H.R. Muslim)

Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an.
(H.R. Muslim)

Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf.
Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.

Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!

Hening menyergap ruangan itu kala Aarav mendudukkan bokongnya di bangku samping brankar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hening menyergap ruangan itu kala Aarav mendudukkan bokongnya di bangku samping brankar. Sedikit menjauhkan posisinya dari Syahida.

"Ayah gue dimana?"

Aarav mendongakkan kepalanya menatap wajah Syahida yang tak menoleh ke arahnya.

"Hm, om Yama di kantin. Beli makanan, beliau belum makan siang."

"Aarav, gu—"

"Syahida, gue mohon." Aarav memotong ucapan Syahida. Menatap mata cokelat milik gadis itu dengan tatapan sendu nya. Syahida berusaha membuat dirinya duduk, tak ingin ditolong oleh Aarav.  "Syahida, maafin, gue. Tolong jangan diemin gue kek gini. Lo bisa marah bahkan nonjok gue, tapi tolong jangan diemin, gue."

Syahida, gadis itu malah ingin terkikik melihat ekspresi lelaki di sampingnya itu. Sebisa mungkin ia tahan dengan wajah datarnya.

"Permisi. Saatnya pasien minum obat!" Seorang suster—yang sama lagi, membawakan beberapa obat-obatan. Syahida yang melihatnya langsung bergidik ngeri, kembali menolehkan pandangannya ke arah jendela kamar.

"Biar Saya yang berikan, Sus. Terimakasih."

Suster itu pamit keluar, meninggalkan dua insan yang berbeda gender itu.

"Syahida, minum obat, Lo!" Aarav telah mengambilkan pil tersebut dari bungkusnya, juga turut mengambil gelas berisi air putih.

Syahida tak bergeming dari posisinya. Tak mengarahkan pandangannya pada Aarav.

"Syahida?"

"Aarav, jauhin obat itu dari, gue." Ucap Syahida membuat Aarav heran.

"Kenapa? Lo 'kan harus minum obatnya. Nih, gue udah siapin."

"CK. Aarav, gue mohon. Jauhin obat itu dari, gue." Syahida menatap melas Aarav. Aarav yang ditatap seperti itu menjadi tak tega. Tapi bagaimanapun, obat itu harus masuk ke perut Syahida untuk kebaikannya sendiri.

Aarav dengan wajah tengilnya, mendekatkan obat itu ke wajah Syahida. "Syahida, ayo minum."

"Arghh! Aarav, jauhin gak? Ayah gue lagi ga disini, jadi gue mohon, kali ini aja." Syahida berusaha membujuk remaja itu.

Impian Putra Pak Ketua Komite [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang