Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya.
(H.R. Muslim)Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an.
(H.R. Muslim)Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf.
Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!

"Ga terasa ya? kita udah tamat SMA aja." Tofan membuka percakapan malam ini.
Taman belakang rumah Aarav. Setalah pulang dari acara from night di SMA Ugahari, alih-alih pulang, mereka malah memutuskan untuk ke rumah Aarav terlebih dahulu. Laki-laki itu juga tidak tahu bahwa teman-temannya akan berkunjung malam ini.
"Maaf gue lama." Aarav datang dengan membawa cokelat hangat. Saat asik di balkon, Ia diberitahu art nya bahwa teman-temannya datang.
"Gapapa, Bro."
"Gapapa."
Keempat lelaki yang juga memakai pakaian formal itu, kompak menjawab. Tersenyum ke arah Aarav yang baru saja datang menghampiri mereka.
"Nih minum, gue buat sendiri." Ucap Aarav lantas mengarahkan mampan ke satu-satu temannya untuk mereka ambil gelas yang berisi cokelat hangat tersebut.
"Wehh, rajin banget emang si Aarav."
"Beuh, enak banget ini. Barista juga kalah, woy!" Aris dan Tofan dengan excited nya mencicipi dan memuji Aarav.
"Lumayan," ucap Abi membuat mereka tertawa kecil.
Kelimanya kini duduk di rerumputan, membentuk lingkaran, saling membelakangi. Hanya ada cahaya remang dari beberapa lampu taman juga ditemani cahaya remang bulan yang berbentuk sempurna malam ini.
"Apa pertanyaan itu masih berlaku? Apa gue masih berkesempatan untuk menjawabnya?" Pertanyaan Aarav membuat keempatnya merasa tertarik.
"Gue bakal jawab ketika gue udah nemuin apa impian, gue." Sontak, keempatnya berbalik badan. Lingkaran itu kini diisi oleh orang yang saling berhadapan. Aarav juga turut membalikkan badanya.
"Berlaku dan kesempatan selalu ada untuk, Lo." Jawab Abi menatap yakin pada Aarav. Yang di tatap kini tersenyum tipis.
"Umumnya adalah—Gue ingin jadi pilot."
Hening menyergap seketika. Aarav menjeda kalimatnya.
"Gue ingin terbang di antara awan yang menyelimuti. Berbisik pada nabastala untuk menyampaikan sepatah dua patah rindu gue pada dua wanita yang gue cintai."
Aris dan Tofan seketika ingin menangis. Tangis haru melihat teman, sahabat mereka, kini mempunyai impian, mempunyai tujuan hidupnya.
"Mengendara si burung besi dengan gagah dan percaya diri. Terbang melintasi daratan dan perairan. Mengelilingi dunia, menyampaikan bahwa gue mencintainya. Mengatakan pada semesta, bahwa ia adalah orang yang pertama setelah mama dan orang terakhir setelah mama yang gue cintai."
Abi, Tofan, Rian, dan Aris kompak memegang pundak, merangkul bahu, Aarav.
"Cinta gue telah habis padanya. Hati gue udah terkunci berisikan namanya seorang. Cinta gue telah di bawa pergi bersamaan raganya yang turut pergi." Menunduk, Aarav menunduk lemah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Impian Putra Pak Ketua Komite [TAMAT]
Teen Fiction"Omong-omong, ayah Lo sebegitu sukanya sama diksi bahasa Indonesia, sampai-sampai nama Lo dari kutipan diksi dan sansekerta? Aneh banget! Lagian Lo, suka kok sama tulisan?" "Eh, Lo ga nyadar apa emang tolol? Nama Lo juga banyak diksi nya. Dan asal L...