IPPKK 64: Hubungan

16 0 0
                                        

Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya.
(H.R. Muslim)

Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an.
(H.R. Muslim)

Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf.
Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.

Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!


Senja di hari pemakaman sang istri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senja di hari pemakaman sang istri. Duduk di pasir. Sesekali kakinya di jilat oleh air yang naik ke permukaan.

Ikhlas. Mungkin kata itu yang memang harus benar-benar laki-laki itu pelajari hingga tak tersisa sakit lagi dihatinya.

"Minggir, kamu! Jangan deket-deket. Aku ga sudi!"

"Apaan? Kamu milik aku. Aku sayang sama kamu."

Fokus Aarav yang menatap hamparan air dan matahari yang akan tenggelam, dibuyarkan oleh perdebatan yang terjadi tak jauh dari posisinya duduk.

"Auh, sakit. Kamu kasar banget sih jadi cowok." Tangan Aarav mengepal erat kala seorang lelaki itu mencengkram kuat pergelangan seorang perempuan.

Berusaha untuk tidak peduli, kembali menatap hamparan air. Namun tidak, hatinya seakan berdesir. Seperti ada bisikan di telinganya.

"Kamu punya, aku!"

"Lepasin dia!" Dua manusia berbeda kelamin itu menatap Aarav bingung.

"Lo, siapa? Jangan ikut campur. Dia cewek, gue. Terserah gue mau buat dia kek gimana."

Aarav memunculkan smirk dibibirnya, membuat dua orang itu bergidik ngeri. "Mending Lo merenung. Yang Lo sebut milik Lo itu orang yang Lo cinta atau orang yang hanya jadi nafsu, Lo. Antara cinta dan nafsu berbeda tipis, tapi dampaknya sangat besar."

Keduanya terdiam, tak tau ingin merespon ucapan lelaki di depan mereka ini.

"Jaga perempuan Lo dengan baik, jangan kasari, kalo Lo emang sayang dan cinta. Saat dia pergi untuk selamanya, Lo bakal nyesal."

Setelahnya, Aarav pergi dari tempat kedua manusia itu. Berjalan di tepian pantai tanpa alas kaki. Tiba-tiba saja pikirannya melayang pada beberapa tahun lalu. Dimana seorang Aarav yang sama sekali tak mempunyai rasa peduli.

Flashback on:

Remaja berumur 16 tahun itu tengah berjalan di parkiran bawah tanah mall yang ada di Jakarta. Sesekali mulutnya mengeluarkan dumelan karena teman-teman nya yang masih berada di dalam.

Impian Putra Pak Ketua Komite [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang