u: Kehilangan

17 0 0
                                    

Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya.
(H.R. Muslim)

Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an.
(H.R. Muslim)

Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf.
Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.

Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!

Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting

Arjun mengecek ponselnya. Menatap parkiran yang masih sunyi. Hanya ada satu motor di sana. Motor sport berwarna biru black.

Bibirnya menyungging membentuk senyum.

"Puisi yang indah."

Brumm

Suara kendaraan murid lain datang. Arjun tersenyum masam melihat empat motor yang bertengger di depannya. Nyaris mengelilinginya.

"Eh—Arjuna buaya! Lo kan yang udah buat Aarav kecelakaan?!"

Suara Aris membuka percakapan. Keempat remaja itu masih duduk di motor mereka masing-masing.

"Ngaku deh, Lo!" Tekan Tofan merasa geram dengan manusia satu itu.

"Tu anak ga ngasi tau teman-temannya, gue yang buat kek gitu?"

"Aarav, kecelakaan? Gue ga tau."

Abi, Rian, Aris dan Tofan, spontan memutar bola mata mereka malas. Pendusta.

"Jangan ngelak deh, Lo. Kita udah nanya semua pembalap, dan mereka ngelihat Lo ngaduin motor Lo dengan motor Aarav dengan ganas." Ucap Aris lagi merasa sangat kesal.

"Udah tau, kenapa masih nanya?"

Aris yang jengkel dengan ucapan Arjun, turun dari motornya.

"Bener-bener ya, Lo!!"

Arjun turut turun dari motornya.

"Apa, Lo? Mau duel, hm? Ayo! Gue, ladenin!"

Arjun menggulung lengan seragamnya begitu juga Aris yang kini ke tengah parkiran.

"Ayo sini! Kita duel disini!" Ujarnya mengambil ancang-ancang.

"CK" sungut Abi memutuskan langsung turun dari motor. Jangan sampai anak itu membuat keributan.

"Aris, stop!" Suara dingin Abi memerintah.

Aris langsung kicep di tempatnya. Menatap kesal Abi.

"Abi, di—"

"Jangan rendahkan diri Lo dengan nyentuh kulit dia!" Tekan Abi membuat Arjun mengeram kesal.

Impian Putra Pak Ketua Komite [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang