IPPKK 66: Kejar dan Dapatkan

19 0 0
                                    

Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya.
(H.R. Muslim)

Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an.
(H.R. Muslim)

Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf.
Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.

Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!

Satu tahun kurang, kelas XII itu telah usai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu tahun kurang, kelas XII itu telah usai. Semua murid yang baru lulus mulai memikirkan hidupnya ke depan. Yang mempunyai keluarga kaya masih bisa bersantai sedangkan yang miskin mulai huru-hara mencari peruntungan.

Hari ini merupakan hari lulus-lulusan. Semua murid bergembira di lapangan sekolah merayakan kelulusan. Saling mencoret baju satu sama lain, melemparkan ucapan selamat, membuat banyak kenangan untuk kehidupan ke depan yang tak tau akan bagaimana.

Berbeda dengan remaja satu ini, alih-alih menghabiskan waktu kelulusan di lapangan utama SMA Ugahari, ia malah mendudukkan bokongnya di lantai rooftop. Bajunya bersih tanpa ada noda sedikitpun, kecuali hanya kusut, seperti biasanya.

"Ekhmm," suara deheman itu membuat lamuanannya buyar. Menoleh kesamping kanan dan kiri, ia sudah mendapati teman-temannya berada di kedua sisi.

"Aarav, kok Lo disini aja? Gara-gara Lo baju kita masih bersih. Abi ngelarang kita coret baju sebelum Lo ada di antara kita dan ikut ngerayain hari kelulusan." Cerocos Aris merangkul pundak Aarav yang memang berada di sebelahnya.

"Ayo ke lapangan. Kita mau coret baju, Lo." Tofan menimpali.

"Hm, Guys, kalian aja, ya—"

"Apaan, kok Lo gitu? Ayo-ayo ke lapangan." Aris mulai menggerak-gerakkan raga Aarav. Berusaha menyuruhnya bangkit.

"Abi, Rian..." rengek Aarav pelan, meminta pertolongan pada dua temannya yang masih lumayan waras itu.

"Hm, Guys. Gue lupa, gue ada urusan yang harus di urus sekarang. Maaf ya, gue duluan." Kilah Aarav mengambil jaket kulit nya yang ada di dinding pembatas rooftop.

"Aarav," panggilan Abi membuat Aarav menghentikan langkahnya di ambang pintu.

"Jangan lupa datang ntar malam. Lo bakal dapet penghargaan."

ʘ⁠‿⁠ʘ✈️ʘ⁠‿⁠ʘ

Motor sport berwarna hitam milik Aarav, telah terparkir sempurna di depan pemakaman umum yang berada di Jakarta. Melangkahkan kakinya lebih memasuki pemakaman tersebut hingga berhenti pada satu posisi.

Impian Putra Pak Ketua Komite [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang