Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya.
(H.R. Muslim)Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an.
(H.R. Muslim)Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf.
Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!
Gadis itu terbangun dari tidurnya. Melihat jam yang berada di nakas. Pukul 03.03 wib. Beralih melihat laki-laki yang berada di sebelahnya. Apakah dia bermimpi? Melihat wajah itu dengan jarak yang sangat dekat. Mengelus surai hitam lebat milik Aarav, si putra ketua komite. Suaminya.
"Alhamdulillah. Dia udah ga mimpi-mimpi buruk lagi." Gumam Syahida menyadari Aarav sudah tak berteriak-teriak lagi dalam tidurnya beberapa hari belakangan ini.
Syahida masih terus memandang lekat wajah Aarav. Menjadikan satu tangannya menjadi tumpuan kepalanya. Sesekali mengelus pipi bersih milik lelaki itu dengan satutangannya yang lain. Gadis itu baru berhenti memainkan tangannya di wajah Aarav saat sang empunya mulai terjaga.
"Aisyyy—syahida!" Rengek Aarav pelan mengambil tangan gadis itu yang bermain di wajahnya. Meletakkannya di atas dadanya. Menggenggam tangan itu erat seakan takut jika ada yang mengambil.
"Aarav,"
"Hm?" Aarav terlihat sangat berat membuka matanya.
"Tahajud, ayo." Aarav seketika membuka matanya mendengar ucapan Syahida. Tersenyum tipis, memandang wajah cantik milik Syahida dari bawah. Menepikan rambut gadis itu yang hendak menutupi wajah cantiknya.
Aarav mengangguk. "Gih, ambil wudhu duluan." Ucapnya dengan senyuman yang terpatri di bibirnya membuat raut wajah Syahida berbinar.
Melepaskan tangannya dengan segera dari Aarav kemudian turun dari kasur. Meninggalkan laki-laki itu dengan perasaan hangatnya. Menggeleng kecil dengan senyum yang masih senantiasa menghiasi bibirnya.
Gadisnya itu...
*****
"Allahuakbar." Aarav mengangkat takbirnya. Mulai memimpin sholat nya juga bersama makmum nya. Sang istri.
Sepertiga malam itu berlangsung hikmat. Aarav memimpin doa setelah selesai. Memanjatkan doa. Kali ini bukan hanya untuk mamanya, papa dan dirinya, tapi juga untuk sang istri.
Begitu juga dengan Syahida. Doa yang terbaik juga ia panjatkan untuk imam sholatnya ini. Aarav, si putra pak ketua komite, suaminya.
Aarav berbalik, menatap sang istri. Mengulurkan tangannya untuk di cium oleh makmumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian Putra Pak Ketua Komite [TAMAT]
Teen Fiction"Omong-omong, ayah Lo sebegitu sukanya sama diksi bahasa Indonesia, sampai-sampai nama Lo dari kutipan diksi dan sansekerta? Aneh banget! Lagian Lo, suka kok sama tulisan?" "Eh, Lo ga nyadar apa emang tolol? Nama Lo juga banyak diksi nya. Dan asal L...