"Omong-omong, ayah Lo sebegitu sukanya sama diksi bahasa Indonesia, sampai-sampai nama Lo dari kutipan diksi dan sansekerta? Aneh banget! Lagian Lo, suka kok sama tulisan?"
"Eh, Lo ga nyadar apa emang tolol? Nama Lo juga banyak diksi nya. Dan asal L...
Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya. (H.R. Muslim)
Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an. (H.R. Muslim)
Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf. Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.
Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ekhmmm" Tofan berdehem bersiap memulai konsernya.
Sedangkan Aarav, ia juga sudah siap menyetel gitarnya. Abi, jangan tanyakan dia, remaja itu mendengus pelan karena akan melihat tingkah teman-temannya siang ini.
Rooftop, lagi-lagi tempat yang mereka pilih untuk menyegarkan pikiran. Jamkos tengah berlangsung di kelas XI IPA 2. Guru-guru tengah rapat—katanya.
Aris, dia juga sudah siap siaga ingin menyambung lirik lagu tersebut. Rian, dia anteng duduk dilantai rooftop. Memperhatikan teman-temannya, sesekali tersenyum sebab melihat hal absurd yang dilakukan remaja-remaja itu.
"Gua mulai nih, yak? Aarav petik gitarnya!"
"Oghey," jawab Aarav bergegas memainkan jarinya di senar gitar.
"Kau~~~pergi~~tinggal~~~kan kuu!!!" Tofan memulai di reff lagu membuat Abi semakin mendengus. Menggalau di siang hari seperti ini? Ada apa dengan teman-temannya?
"Tak pernah kah kau sadari~~ Aku lah yang kau sakiti~~~engkau pergi dengan janji mu yang telah kau ingkari~~" sambung Aarav dengan tarikan suara yang menurutnya sangat mantap.
"Oh Tuhan tolong lah aku~~ Hapuskan rasa cintaku~Aku pun ingin~~"
HAHAHAHA
Tak sempat Aris menyelesaikan liriknya, Tofan telah mendorongnya diiringi tawa dari lelaki itu. Tofan tertawa terpingkal-pingkal mendengar suara Aris yang menggelegar yang dipastikan mampu membuat gendang telinga pecah.
Suara gelak tawa memenuhi rooftop sekolah siang itu. Tofan, jangan tanyakan dia. Dia bahkan mengusap buliran bening yang ingin terjatuh dari sudut matanya sebab tawanya. Abi juga kini turut mengulum senyumnya.
Aarav masih asik memainkan jarinya di senar gitar. Aris masih ingin bernyanyi, katanya. Baru saja Aris ingin memulai lagunya, kedatangan seorang perempuan menghentikan kegiatan itu.
Aarav sedikit tersentak kaget. Tidak ada pelajaran sejarah dikelas Syahida hari ini, lalu mengapa gadis itu bolos? Aarav bergegas menghampiri Syahida yang berada di ambang pintu. Ia letakkan gitarnya di pangkuan Aris.
"Ada apa?" Tanyanya melihat sorot mata Syahida yang menyiratkan sesuatu. Tunggu, apakah Syahida mendengar nya bernyanyi? Oh astaga.
Syahida memberikan tanda dengan tangannya agar Aarav lebih menjauh kebelakang. Aarav yang sadar langsung saja memundurkan raganya, menjauh dari Syahida.