i: Calon Misi

9 0 0
                                    

Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya.
(H.R. Muslim)

Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an.
(H.R. Muslim)

Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf.
Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.

Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!

Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kantin di siang hari ini. Syahida
tengah menikmati baksonya dengan es teh manis dingin. Hanya beberapa saat sebelum suara cempreng Lisa berhasil memekakkan telinganya.

"Astagaa, Ara. Ara ga nungguin Lisa datang dulu, udah main makan aja." Lisa berucap kesal. Gadis itu kini duduk di samping Syahida dengan mulutnya yang di manyunkan kesal.

Syahida memijit pelipisnya merasakan pusing mendengar suara kekesalan Lisa. "Maafin gue, Lisa. Gue laper banget. Sorry." Ucapnya yang sekarang sedikit merasa bersalah.

"Hm yaudah gapapa. Lisa mesen dulu, ya."

Lisa meninggalkan Syahida ke stand penjual makanan. Syahida, gadis itu malanjutkan acara makannya dengan nikmat. Lagi-lagi hanya sesaat sebelum perusuh datang. Ya, perusuh.

"Ekhm. Jadi Gadis Sastra, Lo makan bakso sebanyak ini, hm?" Aarav mendudukkan bokong nya di kursi depan Syahida.

"Heh, apa mau, Lo? Kalo ga ada yang penting, mending Lo pergi dari sini, gue mau makan." Gadis itu memutar bola matanya malas.

"Makan ya makan aja. Gue 'kan cuma duduk. Masalah?" Aarav semakin membuat Syahida merasa kesal.

Syahida menghela nafas nya, ia harus mempunyai stok kesabaran yang lebih banyak sekarang. "Yang masalah adalah, Lo duduk di depan, gue. Dan gue ga suka. Jadi, silahkan pergi!"

"Di bangku ini ga ada tulisan nama, Lo. Jadi ini bukan punya, Lo."

Syahida hendak bangkit dari kursinya, namun suara Aarav menghentikannya. "Makan itu ga boleh pindah-pindah tempat. Nanti suaminya banyak." Aarav berkata serius. Sikap jahilnya benar-benar menjadi sekarang.

"Oh ya? Benarkah? Gue ga peduli." Syahida benar-benar ingin pergi.

Sesaat sebelum benar-benar pergi, gadis itu mengerutkan dahinya kala lelaki di depannya ini menjadi mengalah. "Oke-oke. Lo duduk disini aja."

"Kenapa, Lo? Kesambet?"

Aarav mengulum senyumnya. Memainkan jari-jemarinya. "Gue cuma ga mau, istri gue nanti punya banyak suami atau mantan suami."

Syahida hampir saja tersedak ludah nya sendiri. Lelucon macam apa itu?

"Ga lucu," desisnya membuat Aarav meringis pelan.

Impian Putra Pak Ketua Komite [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang