z: Wish List & Mimpi

14 0 0
                                    

Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya.
(H.R. Muslim)

Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an.
(H.R. Muslim)

Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf.
Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.

Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!


TokkTokkkTokkkkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tokk
Tokkk
Tokkkkk

"CK. Kenapa pintu gue diketok brutal banget sih?!" Aarav yang tengah berada di balkon kamarnya dibuat kesal sebab ketukan di pintu kamarnya yang terkesan sangat brutal.

"Aar—"

"Apa?!" Syahida langsung kicep saat Aarav tiba-tiba membuka pintu yang hendak ia ketuk dan hendak ia teriakkan nama pemilik kamar.

Syahida menyengir kaku kini. Menggaruk kepalanya yang tertutup hijab—yang sebenarnya tidak gatal sama sekali. "Em...itu, Boboiboy udah mau main, gu—"

Aarav membuka pintunya lebar-lebar, membuat Syahida menghentikan kalimat nya. Laki-laki itu mempersilahkan Syahida untuk masuk.

Syahida berucap sembari melangkahkan kakinya masuk. "Aarav, Lo tau gue malu kalo nonton di ruang—"

"Iya, gue tau." Aarav memotong ucapan Syahida dan langsung menyalakan televisinya.

Syahida duduk dan langsung fokus masuk ke dunia Boboiboy. Sangat menyenangkan. Melihat itu, Aarav kembali ke balkon. Ia sangat merindukan sosok itu. Menatap langit malam akan berhasil menguranginya—walau sedikit.

"Huaaa, malah iklan, itu lagi seru!! Astaghfirullah." Syahida berdecak kesal saat televisi menayangkan iklan disaat yang tak tepat menurutnya.

Tersadar sesuatu, mata Syahida celingukan mencari seseorang. "Aarav?"

Hening

Dimana lelaki itu?

"Aarav, where are you?" Syahida mencari ke setiap sudut kamar. Kamar mandi? Tidak ada bunyi gemercik air. Balkon.

Membuka gorden, lantas menggeser pintu kaca itu, memperlihatkan seorang remaja yang tengah berdiri di sisi pembatas, mendongak, menatap langit malam.

"Aarav," panggil gadis itu lagi.

"Kenapa? Udah selesai laki Lo tayang?" Lelaki itu membalik menatap Syahida.

"Iklan." Gadis itu menjawab pendek—beralih ke samping Aarav.

Impian Putra Pak Ketua Komite [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang