T: Bukti

7 0 0
                                    

Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya.
(H.R. Muslim)

Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an.
(H.R. Muslim)

Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf.
Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.

Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!

"Gimana? Lo udah dapat datanya kembali?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana? Lo udah dapat datanya kembali?"

"..."

"Bagus. Thanks."

"..."

"Assalamualaikum"

"..."

Tuttt

Aarav meletakkan telponnya di saku celana. Menghembuskan nafas berat, menatap langit malam dari balkon kamarnya.

"Ekhmm."

Deheman itu membuatnya berbalik dan menemukan raga tua milik sang papa.

"Pa,"

"Cokelat hangat?" Arta mengulurkan segelas susu coklat hangat kesukaan putra nya. Aarav dengan senyumnya senang hati menerima gelas itu. Keduanya duduk di sofa balkon, menikmati segelas susu sembari menikmati smilir angin malam.

"Papa, Aarav janji bakal nyelesain masalah ini. Besok ada pertemuan lagi 'kan? Papa tenang aja." Aarav berkata serius membuat Arta mengulum senyumnya. Anaknya sudah dewasa.

"Sejak kapan kau menjadi dewasa seperti ini?" Tanya pak tua itu merangkul putra nya.

"Hei! Apa ini, Pak Tua? Aku 'kan memang sudah dewasa." Aarav kesal dengan ucapan papa nya.

"Ya-ya. Terserah, mu."

Keduanya kembali menikmati coklat dalam gelas itu. Kembali dalam keheningan hingga suara Arta terdengar kembali.

"Bagaimana keadaan, Syahida? Apa dia baik-baik saja saat melihat video itu?"

Arta mencemaskan Syahida. Ia sungguh sangat percaya pada putri sahabatnya itu. Aarav juga sudah menjelaskan nya pada Arta bahwa cctv sebelum Syahida datang telah dirusak. Aarav memang sudah pergi ke ruang cctv sebelum bersama Syahida.

"Papa, tenanglah! Besok nama baik Papa akan kembali bersih lagi."

ʘ⁠‿⁠ʘ✈️ʘ⁠‿⁠ʘ

Syahida berjalan di koridor dengan perasaan jengkel. Orang-orang masih membicarakan kejadian kemarin. Padahal mereka jelas tidak tahu aslinya. Mereka hanya percaya pada apa yang mereka lihat saja. Dasar!

Impian Putra Pak Ketua Komite [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang