r: Siswa SMA Akusara

5 0 0
                                    

Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya.
(H.R. Muslim)

Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an.
(H.R. Muslim)

Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf.
Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.

Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!

Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ara!!"

Hancur sudah pagi Syahida yang tenang dengan kedatangan perempuan cantik satu itu. Suara cempreng Lisa benar-benar tidak pernah gagal untuk membuat telinganya pengang.

"Alhamdulillah. Ara udah sehat, udah kembali sekolah."

Koridor yang lumayan ramai sebab murid-murid yang baru saja datang, memusatkan perhatian mereka pada dua perempuan yang berbeda penampilan itu.

"Lisa, biasa aja ngomongnya." Ucap Syahida merasa tak enak menjadi pusat perhatian.

"Lisa udah biasa aja kok. Emang nya Lisa kek gimana?"

Syahida memutar bola matanya jengah. "Ya udah ayok lanjut jalan." Putus Syahida malas memperpanjang percakapan.

Keduanya mengerutkan kening bingung, saat melihat kelas mereka dipenuhi oleh siswi-siswi kelas lain.

"Ada apa sih?"

Lisa mendelikkan bahunya tanda tak tahu. Bergegas memasuki kelas demi melihat lima remaja kelas XI IPA 2 berada di kelas XI IPA 3 itu.

"Minggir-minggir. Beri jalan untuk Ara lewat."

Syahida yang berada di ambang pintu, semakin mengernyitkan dahinya. Ucapan Aris membuatnya sama sekali tak mengerti dengan keadaan.

"Ara, ayo duduk di tempat, Lo. Jangan kelamaan berdiri, ntar Lo kelelahan."

Aris menghampiri Syahida, membuat beberapa siswi merasa iri. Suara Aris yang terdengar lembut mampu membuat mereka menjadi semakin iri.

"Apaan sih, Lo? Tanpa Lo suruh juga gue akan duduk."

Syahida memerhatikan empat remaja yang berada di dekat kursinya. Tiga orang duduk di kursi di dekat bangkunya, sedangkan satu lagi, duduk di meja Syahida.

Gadis itu menatap tajam Aarav. Menghampiri lelaki yang duduk di atas mejanya.

"Jadi, apakah seorang putra ketua komite boleh duduk di manapun yang dia mau? Termasuk meja?" Syahida bertanya dingin.

Semua orang menfokuskan atensi mereka pada Aarav dan Syahida yang terdengar sedang perang dingin.

Aarav menyunggingkan bibirnya membentuk senyum tipis. Melihat gaya nya sendiri yang tengah duduk santai. Seperti memberikan tanda membenarkan ucapan Syahida.

Impian Putra Pak Ketua Komite [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang