H: Tugas

18 1 0
                                    

Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan pertolongan kepada pembacanya.
(H.R. Muslim)

Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al-Qur'an dan menjatuhkan kaum-kaum yang lain juga dengan Al-Qur'an.
(H.R. Muslim)

Jangan lupa basahi bibirmu hari ini dengan membaca Al-Qur'an, walau hanya satu huruf.
Basahi juga bibirmu dengan berzikir, memuji nama Allah dan ucapkan lah sholawat.

Itu akan sangat berguna untuk hidup, mu!

"Woy, Nyonya Sastra!" Seruan itu membuat Syahida menghentikan langkahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Woy, Nyonya Sastra!" Seruan itu membuat Syahida menghentikan langkahnya. Gadis itu memutar bola matanya malas. Membalikan tubuhnya menghadap sosok yang ada di belakangnya.

"Gue belum nikah, ga cocok dipanggil nyonya." Syahida berucap dingin.

"Berarti kalo nikah di panggil nyonya, lalu jika belum berarti gadis. Jadi, Gadis Sastra."

Syahida mengulum senyum nya mendengar ucapan Aarav. Ada emang sebutan seperti itu? Jika ada, maka dia belum cocok mendapatkan sebutan itu.

"Kenapa tadi ngehadapin Jihan untuk, gue?"

Syahida mengernyitkan dahinya. Bingung. "Jihan siapa?" Tanyanya.

Aarav menepuk jidatnya. "Astaga, Lo bahkan ga tau namanya, jadi kenapa Lo ngehadapin dia?!"

Syahida semakin bingung sekarang. Apakah ia memang harus mengetahui Jihan? Syahida memperhatikan sekitar. Sunyi, jam pelajaran tengah berlangsung sekarang. Tapi kelasnya sedang ada jam pelajaran MTK. Itu sebabnya tadi dia keluar kelas.

"Lo bilang apa, sih? Gue ga paham." Kesal Syahida.

"Syahida, jawab, gue! Kenapa tadi di lapangan, Lo ngelakuin itu?" Nada Aarav terdengar sangat serius.

"Aarav, emang gue ngelakuin apa?" Gadis itu bertanya tak paham juga.

"Ya Lo, kayak posesif gitu."

Syahida diam di posisinya. Berpikir. Segera paham, Syahida mengulum senyumnya.

"Oh itu. Ga ada, gapapa. Emang kenapa?"

"Syahida, Lo menyebalkan."

Kenapa dengan lelaki di depannya ini?

"Eh, Aarav, Lo juga ngeselin. Emang kenapa, sih?" Syahida tak mau kalah.

"Eh kalian berdua!!!" Suara seseorang membuat keduanya memejamkan mata erat sebab suara itu terdengar sangat tegas.

Syahida menatap Aarav. Bertanya. Sedangkan Aarav mengedikkan bahunya, tanda tak tahu.

"Mengapa di jam pelajaran kalian malah di luar? Berduaan pula!!" Seru guru perempuan itu membuat Syahida menelan salivanya susah payah.

"Kelas Sa—"

Impian Putra Pak Ketua Komite [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang